Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahasa

Berita Tempo Plus

Kalah-Menang

Mengapa kata "menang" acap disematkan untuk laki-laki, sebaliknya perempuan selalu "kalah". Bias gender dalam berita media massa.

1 Januari 2022 | 00.00 WIB

Bahasa Google
Perbesar
Bahasa Google

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Kata “kalah” dan “menang” lazimnya mesti hadir dalam sebuah lomba, persaingan, atau permainan.

  • “Kalah” dan “menang” ternyata dipakai sebuah portal berita daring untuk menilai berita yang tak mengandung unsur permainan, persaingan, apalagi perlombaan.

  • Menang-kalah dalam portal berita itu bisa dilihat sebagai manifestasi dari hasrat subyektifikasi lingga dan obyektifikasi yoni.

LAZIMNYA, kata “kalah” dan “menang” mesti hadir dalam sebuah lomba, persaingan, atau permainan. Dalam perebutan Piala AFF 2020, umpamanya. Kata “menang” untuk menunjukkan pihak yang menjuarai pertandingan, kata “kalah” untuk pihak yang dicundangi. Namun, dalam sebuah portal berita daring, kata “kalah” dan “menang” ternyata dipakai pula untuk menilai sejumlah berita yang sama sekali tidak mengandung unsur permainan, persaingan, apalagi perlombaan. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Anindita S. Thayf

Anindita S. Thayf

Novelis dan ssais

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus