Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marginalia

Berita Tempo Plus

Sunyi

Bayangan Natal kini adalah serangkaian lagu yang ditembangkan di gereja-gereja megah di Eropa dan Amerika yang hanya kenal perang dari film superhero.

25 Desember 2021 | 00.00 WIB

Sunyi
Perbesar
Sunyi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Natal identik dengan keheningan, yang kudus, yang suci.

  • Dunia modern mengubahnya menjadi kemeriahan dengan bunyi-bunyian.

  • Kapitalisme bunyi telah meninggalkan ajaran berkelana ke dalam sunyi.

SUNYI tak pernah sendirian. Ia selalu terkait dengan kita, aku, dunia. Ketika di malam Natal di 1818 di sebuah gereja dusun Austria orang terpukau mendengarkan “Stille Nacht, heilige Nacht” buat pertama kalinya dalam sejarah, mereka mungkin membayangkan diri hadir di tengah lanskap Palestina yang senyap sebelum Yesus—sesenyap malam di Desa Oberndorf di utara Kota Salzburg itu. Salju membentang luas. Dingin mencengkeram. Langit gelap. Wilayah itu masih penuh puing dari perang Napoleon yang merusak Eropa. Di mana-mana hanya ada rumah dengan cahaya kecil. Dusun yang dihuni sekitar 5.000 orang itu miskin.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Goenawan Mohamad

Goenawan Mohamad

Penyair, esais, pelukis. Catatan Pinggir telah terhimpun dalam 14 jilid. Buku terbarunya, antara lain, Albert Camus: Tubuh dan Sejarah, Eco dan Iman, Estetika Hitam, Dari Sinai sampai Alghazali.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus