Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Komentar yang terlalu cepat

Komentar atas pernyataan pejabat "jatuhnya pesawat cn-235 karena kesalahan pilot". sebaiknya kita belajar menahan diri. di dunia ini tak ada yang sempurna, baik manusia maupun peralatan.

7 November 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada tanggal 18 Oktober 1992, dunia penerbangan Indonesia mengalami tragedi dengan jatuhnya pesawat CN 235 milik MNA. Musibah tersebut merenggut awak pesawat beserta semua penumpang. Melihat kejadian itu, bangsa Idonesia patut menundukkan kepala turut berduka cita sedalamdalamnya kepada keluarga korban. Di tengah pencarian jenazah dan duka keluarga korban, ternyata masih ada manusia Indonesia yang tidak bisa menahan diri memberikan komentar yang menyinggung atau menambah beban derita keluarga korban. Menurut saya, komentar yang paling dramatis adalah komentar seorang pejabat yang merupakan idola dan kebanggaan rakyat Indonesia. Pernyataan ini disampaikan di media cetak maupun televisi, bahwa tidak ada kesalahan sama sekali pada pesawat yang dirancang tahan segala cuaca. Pernyataan ini langsung mengambil kesimpulan kesalahan ada pada pihak awak pesawat, terutama pilot. Saya sebagai pribadi sangat menyesalkan komentar tersebut, karena terburu-buru memberikan kesimpulan tanpa memperhitungkan keluarga korban maupun rakyat Indonesia yang sedang berkabung. Apa gunanya pesawat punya kotak hitam yang dapat memberikan datadata yang akurat tentang kejadian pesawat selama penerbangan. Dari musibah tersebut sebenarnya kita harus belajar untuk menahan diri agar tidak dipandang arogan. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada pula peralatan yang sempurna, semuanya punya kekurangan. Saya sebagai orang Indonesia sangat bangga kita telah dapat menciptakan pesawat. Akan tetapi saya sekali lagi sangat menyesalkan komentar sang pejabat. Mungkin beliau khawatir musibah itu akan mengurangi penampilan dan kualitas pesawat tersebut dari segi bisnis. Ini saya tidak tahu. Selamat jalan, Fierda serta awak pesawat CN 235. Kami iringi kepergian kalian dengan doa. Kami bangga, karena kalianlah pesawat terbang dapat menjadi transportasi utama di Indonesia, tenanglah di alam sana. Untuk produksi pesawat terbang Indonesia, tetaplah maju. Tunjukkan bahwa Indonesia mampu membuat pesawat canggih, dan kepada sang pejabat, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Nama dan alamat pada Redaksi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus