Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Membantu Pedagang Menguntungkan Konsumen

Maraknya hipermarket membuat pedagang tradisional cemas dan meminta perlindungan pemerintah. Apa yang harus dilakukan?

28 Februari 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada banyak sudut pandang yang dapat digunakan untuk mencermati bermunculannya pasar swalayan raksasa belakangan ini. Bagi para pedagang konvensional yang produk niaganya serupa, kehadiran hipermarket ini jelas ancaman serius. Soalnya, kekuatan modal, jaringan pemasok, dan teknologi di belakang kegiatan perusahaan-perusahaan multinasional itu menyebabkan mereka mampu mengadakan jajaannya dengan harga murah dan mekanisme pembayaran yang sangat ringan. Akibatnya, harga jual yang ditawarkan kepada konsumen dapat lebih rendah, tapi dengan besar keuntungan yang lebih tinggi.

Harga lebih murah, kualitas terjamin, dan suasana belanja yang menyenangkan ini tentu bukan ancaman bila dilihat dari sudut pandang konsumen, melainkan rahmat. Itu sebabnya para pelanggan yang semula rajin berbelanja di pertokoan biasa kini lebih suka mengeluarkan uangnya di hipermarket. Gejala ini sudah membuat banyak pedagang tradisional bangkrut ditinggalkan pembeli, dan yang masih bertahan kini minta pemerintah turun tangan untuk menyelamatkan usaha mereka.

Apa yang dapat pemerintah lakukan? Melarang hipermarket beroperasi jelas bukan pilihan. Maka, alternatif yang tersisa tinggal memperbaiki aturan main dan memberikan bantuan kepada pengusaha kecil dan menengah agar mereka tetap mempunyai daya saing yang sehat. Maka, kini muncul pertanyaan berikutnya, yaitu aturan main dan bantuan seperti apa yang patut diberikan.

Menengok pengalaman di berbagai negeri maju, ternyata persoalan hipermarket ini pernah juga terjadi dan beragam cara mengatasinya pun pernah dicoba. Yang kerap terjadi dan terbukti gagal adalah memindahkan lokasi hipermarket ke luar kota dan jauh dari pasar tradisional. Adapun kebijakan yang berhasil ternyata yang lebih menekankan bantuan bagi pengusaha kecil dan menengah ketimbang berpijak pada larangan bagi yang besar.

Apa yang dilakukan pemerintah Kota Bangkok di Thailand barangkali dapat dijadikan patokan. Hipermarket dipersilakan masuk selama para pemainnya cukup beragam sehingga kompetisi sehat antara mereka terus terjaga. Selain itu, kegiatan mereka tak diperkenankan mengganggu kenyamanan warga kota, misalnya dengan memastikan lokasi keluar-masuk dan fasilitas parkir pengunjung tak menyebabkan jalan-jalan umum terkena macet.

Adapun para pedagang kecil dan menengah dibantu oleh pemerintah kota agar tetap mampu bersaing. Caranya cukup sederhana, yaitu dengan menyediakan sarana dan infrastruktur kegiatan berusaha yang nyaman, murah, dan aman. Metodenya cukup beragam dan terbukti sukses menarik datangnya para pembeli, termasuk turis domestik maupun luar negeri.

Salah satu contoh sukses itu adalah pasar Chatuchak, sebuah pasar yang sangat luas, di pinggir kota, tapi mudah, murah, dan aman dikunjungi dengan memanfaatkan kereta api kota (subway). Toko-tokonya sederhana, dibuat dari kayu, tanpa AC dan tak bertingkat. Maka, sewanya pun sangat murah sehingga banyak pedagang mampu memanfaatkannya. Keragaman barang yang dijajakan dengan harga bersaing, di pertokoan yang sederhana tapi bersih, aman, dan bebas asap rokok ini terbukti tak hanya membuat pembeli datang berjubel dari berbagai penjuru Thailand, tapi juga menarik jutaan turis mancanegara.

Di pusat kota pun fasilitas serupa tersedia, kendati dalam ukuran yang jauh lebih kecil. Caranya sederhana saja. Beberapa jalan ditutup pada malam hari dan diubah menjadi pasar kaget yang terkelola rapi, termasuk fasilitas penerangan listriknya. Mudah diduga, harga barang yang ditawarkan sangat bersaing karena biaya sewa gedung tak perlu diperhitungkan.

Cara pemerintah Bangkok membantu pedagang kecil dan menengah ini tak membutuhkan biaya banyak?karena itu, tak rawan korupsi?tapi efektif. Lantas, mengapa kita tak menirunya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus