Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hardyanto
Aparatur Sipil Negara di Sekretariat Kabinet RI
Dalam sidang pleno ke-68 pada 8 Desember 2017, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan “resolusi kembar” yang terkait dengan upaya pengejawantahan Deklarasi dan Program Aksi Budaya Damai (Declaration and Programme of Action on a Culture- of Peace). Resolusi pertama berjudul “Moderation”, sedangkan resolusi kedua bertajuk “International Day of Living Together in Peace”.
Resolusi kedua menetapkan tanggal 16 Mei sebagai “Hari Hidup Bersama dalam Damai Internasional”, yang untuk pertama kalinya diselenggarakan pada 2018. Resolusi ini dibuat untuk menindaklanjuti dan menambah berbagai kegiatan dalam mendorong budaya damai di seluruh dunia.
Adapun resolusi pertama menetapkan tahun 2019 sebagai “Tahun Moderasi Internasional” (“The International Year of Moderation”). Resolusi ini merupakan upaya untuk menggaungkan suara-suara moderasi melalui peningkatan dialog, toleransi, sikap saling mengerti, dan kerja sama. “Moderasi” menjadi kata kunci di sini.
Kata “moderasi” berasal dari bahasa Latin, “moderâtiô”. Dalam An Elementary- Latin Dictionary karangan Charlton T. Lewis (1890), moderâtiô memiliki pengertian “ke-sedang-an” (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Kata itu juga berarti “penguasaan diri” (dari sikap sangat kelebihan atau sangat kekurangan).
Lema “moderasi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (KBBI Daring) tercatat sebagai “mo.de.ra.si /modêrasi/”, yang memiliki pengertian “1. n pengurangan kekerasan” dan “2. n penghindaran keekstreman”. Terlihat bahwa makna moderasi dalam KBBI Daring memiliki nilai-nilai yang hakikatnya universal, yakni jalan tengah.
Dalam kajian falsafah Yunani Kuno, peristilahan moderasi kerap merujuk pada pemikiran Aristoteles, yang menulisnya sebagai sophrosyne (σωφροσυνη [sôphrosúnê]). Menurut F.E. Peters dalam Greek Philosophical Terms: A Historical Lexicon (1967), sophrosyne atau moderasi, bagi Aristoteles, adalah kebajikan moral yang sangat penting sebagai jalan tengah di antara keburukan-keburukan ekstrem (halaman 179-180).
Pernyataan Aristoteles tentang moderasi yang dianggap sesuai dengan zaman kekinian dan kerap dikutip para filsuf adalah “Kebajikan merupakan jalan tengah emas (golden mean) di antara dua sisi buruk: satu sisi adalah sangat kelebihan dan sisi lain adalah sangat kekurangan”. Jalan terbaik yang kemudian dipilih adalah jalan tengah, atau tengah-tengah, atau dengan kata lain: moderasi.
Tahun Moderasi Internasional 2019 menjadi sangat relevan dengan tata hubungan internasional saat ini. Pada masa pasca-Perang Dunia Kedua, terjadi Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (Federasi Rusia sekarang), sehingga muncul peristilahan “keseimbangan kekuatan” (the balance of power). Pada zaman kekinian, yang berlangsung haruslah “kekuatan keseimbangan” (the power of balance).
Dalam ranah kajian spektrum ideologi politik dunia, kerap muncul peristilahan “ekstrem kiri” dan “ekstrem kanan”. Ekstrem kiri disebut dengan “komunisme” (communism) dan cenderung ke kiri disebut sebagai “sosialisme” (socialism). Sedangkan ekstrem kanan disebut dengan “fasisme” (fascism) dan cenderung ke kanan dikenal sebagai “konservatisme” (conservatism). Jalan tengah yang kemudian diambil adalah “demokrasi” (democracy). Demokrasi pada praktiknya adalah jalan tengah di antara dua ekstrem dan dua kecenderungan kiri-kanan.
Tahun Moderasi Internasional 2019 juga memiliki konteks dengan kondisi dalam negeri atau nasional Indonesia. Presiden Joko Widodo, misalnya, berulang kali menyampaikan pidato dengan muatan (content) keberagaman sebagai kodrat dan anugerah bagi bangsa Indonesia. Indonesia berpenduduk lebih dari seperempat miliar serta memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, ratusan suku bangsa, ratusan ribu pulau, ratusan bahasa dan ribuan dialek, serta keberagaman lain.
Moderasi adalah sine qua non dalam rangka merajut, merawat, serta meruwat keberagaman masyarakat Indonesia yang dinamis dan kaya disrupsi. Moderasi adalah jalan tengah sebagai pilihan terakhir yang harus kita ambil.
Mari kita isi tahun 2019 dan tahun-tahun seterusnya dengan moderasi lewat dialog, toleransi, sikap saling mengerti, serta kerja sama untuk hidup bersama dalam masyarakat, bangsa, dan negara dengan penuh perdamaian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo