Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Museum multatuli: cara belanda berterima kasih

Pendirian museum multatuli di lebak cara pemerintah belanda berterima kasih kepada tuhan. multatuli menjadi sastrawan dunia, dengan lebak sebagai sumber inspirasi karya besarnya.

7 Maret 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rupanya, suhu Sastra Indonesia, H.B. Jassin, secara tidak langsung mendapat sanggahan tentang Multatuli (TEMPO, 8 Februari 1992, Kontak Pembaca) -- dari Saudara Odih Juanda. Menurut saya, Multatuli bukan lagi sastrawan Belanda atau sastrawan Indonesia, tapi sastrawan dunia. Saya bangga terhadap Lebak yang kecil itu menjadi sumber inspirasi karya besarnya. Soalnya, sekuntum mawar merah atau seorang perempuan cantik sudah sering menjadi sumber inspirasi seniman dan banyak terdapat di manamana. Namun, Lebak hanya satu di dunia ini. Kalau pemerintah Belanda menyeponsori pendirian museum untuk Multatuli, itu mungkin cara Belanda berterima kasih kepada Tuhannya karena pemerintah Belanda masih mampu melihat sebentuk berlian kecil pada lembaran sejarah hitam nenek moyangnya ketika menjajah Indonesia. Y.S. WIRAATMAJA Jalan H.R. Rasuna Said Nomor 12 Kuningan Jakarta -- 12950

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus