Nasib muslim myanmar: perlu tindakan konkret dari pbb

Hati saya tersayat ketika membaca tulisan "Orang Perahu dari Myanmar" (TEMPO, 22 Februari 1992, Luar Negeri). Di situ ditulis tentang penderitaan minoritas muslim Myanmar di negerinya. Bagaimanapun alasannya, mereka adalah bagian dari muslim sedunia, yang berhak melata di muka bumi Allah ini. Yang terjadi di Myanmar sekarang ini adalah pembantaian besar-besaran atas hak-hak manusia yang paling dihormati dan dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa di dunia yang bermoral, yakni Declaration of Human Right Pasal 18, yang isinya antara lain tentang kebebasan berpikir dan beragama. Bayangkan, sekadar ladang-ladang minyak di Teluk Parsi saja yang dirampas Irak, ternyata begitu banyak menyita perhatian bangsa-bangsa di dunia. Pasukan multinasional digelar untuk menarik kembali sumur-sumur minyak Kuwait yang diserobot Irak itu. Selanjutnya, negara-negara itu ramai-ramai memboikot makanan dan obat-obatan terhadap Irak. Nah, bagaimana dengan pemboikotan hak-hak yang paling asasi, hak untuk melaksanakan ajaran agamanya? Karena itu, saya mengimbau agar Perserikatan Bangsa-Bangsa segera mengambil tindakan konkret dan adil mengatasi situasi di Myanmar. SAKURI Lebak Bulus RT 09/01 Jakarta Selatan