Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Pak Amin Singgih Yang Unik

Seorang penuntun berbahasa Indonesia yang baik, amin singgih telah meninggal dunia. Dia seorang jawa yang berwibawa. Melancarkan kritikan terhadap kekeliruan yang menjurus kepada penjawaan bahasa Indonesia.

15 September 1973 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN meninggalnya pak Amin Singgih, kita kehilangan seorang penuntun berbahasa Indonesia yang baik. Ya, pak Amin Singgih almarhum adalah lebih daripala hanya seorang ahli saja. Keahliannya barangkali dapat digantikan oleh yang lain-lain yang sekarangpun telah menduduki jabatan yang lebih menentukan arah perkembangan bahasa Indonesia daripada pak Amin sendiri. Tapi pak Amin dihonnati sebagai ahli bahasa Indonesia bukanlah semata-mata karena jabatannya yang menentukan arah perkembangan bahasa Indonesia melainkan karena wibawanya yang di binanya dengan usaha yang tak kena Jemu. Orang mudah saja akan mengatakan bahwa wibawa pak Amin Singgih sebagai ahli bahasa Indonesia itu diseb'abkan karena beliau mendapat tempat secara tetap dalam siaran TVRI. Tapi anggapan semacam itu dapat dengan mudah dinafikan, karena kitapun mengenal beberapa orang ahli atau calon ahli bahasa Indonesia yang mendapat kesempatan muncul di layar TVRI seperti pak Amin Singgih, namun terbukti kesempatan itu tidaklah juga memupuk wibawa baginya. Menurut hemat saya wibawa pak Amin Singgih itu disebabkan oleh karena setidak-tidaknya dua hal: 1. Keahlian beliau mengenai bahasa Indonesia, terutama karena selama hidupnya beliau selalu mengikuti dan turut serta memperkembangkan bahasa Indonesia. Sebagai seorang tua yang kaya pengalaman, pengetahuan bahasa beliau bukanlah hasil penelitian belakang meja, melainkan karena benar-benar beliau ikuti kehidupan bahasa Indonesia seperti yang dihayati masyarakat luas. Itulah sebabnya keteranganketerangan beliau dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sekitar bahasa Indonesia di layar TVRI menarik masyarakat luas, terutama para pemakai bahasa yang merasa ingin memperbaiki kemampuannya berbahasa -- yang biasa nya oleh para ahli yang lain dianggap tak punya hak untuk turut bicara mengenai bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pak Amin Singgih benar-benar menghayati dan menunjukkan keterbukaannya sebagai ahli bahasa untuk menerima kenyataan bahwa bahasa Indonesia itu bukan milik sekelompok ahli bahasa saja, melainkan milik seluruh bangsa Indonesia, sehingga dengan demikian yang menentukan perkembanganbahasa itu seyogyanya bukanlah sekelompok para ahli bahasa saja, melainkan harus mendengarkan juga fihak-fihak pemakal bahasa. 2. Kenyataan bahwa beliau seorang Jawa menyebabkan tambahnya wibawa pak Amin Singgih yang dalam melancarkan kritik-kritiknya terhadap kekeliruan yang menjurus kepada penjawaan bahasa Indonesia. Kalau pak Amin Singgih seorang Sumatera, maka sikapnya yang keras dalam menolak pen-Jawaan bahasa Indonesia yang berlebihan, akan diterima dengan reserve. Orang akan mudah memberikan komentar: "Tentu saja dia menolak pengaruh bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia, habis dia orang Sumatera, sih !" Dalam hal yang kedua itulah uniknya pak Amin Singgih. Dia seorang Jawa (lahir di Pati, Jawa Tengah), namun dalam memandang bahasa Indonesia, pak Amin ingin mempertahankan sifat-sifatnya yang khas. Bukan pak Amin menolak masuknya kata-kata Jawa ke alam bahasa Indonesia, bukan pula beliau menolak masuknya pengaruh Jawa ke dalam struktur bahasa Indonesia, tetapi dari jawabanjawaban yang dilortarkannya melalui TVRI kita bisa tahu bahwa pengaruh itu hendaknya mempunyai batas-batas tertentu. Pak Amin nampaknya menolak bahasa Indonesia yang kata-katanya saja Indonesia, tetapi strukturnya tidak. Sikap seperti itu juga sama kelas ditunjukkannya kepada mereka yang berbahasa Belanda atau Inggeris dengan kata-kata Indonesia. Tapi juga dalam mempergunakan kata-kata pak Amin Singgih tak lelahlelahnya menganjurkan agar untuk kata yang dapat dicari gantinya dalam bahasa Indonesia, hendaknya diambil kata Indonesianya saja. Penggunaan bahasa Inggeris yang berlebihan yang sekarang ini menjadi mode, bukan hanya di Jakarta, mendapat kritik keras pak Amin Singgih: apa tak ada kata-kata Indonesia untuk "shopping centre" main building, youth centre, swimming pool, dll? Juga adalah unik peringatan pak Amin Singgih yang tak jemu-jemunya agar kita memperbaiki kesalahan yang sudah menjadi kaprah dalam pemakaian bahasa Indonesia. Menjelang hari ulang tahun proklamasi pak Amin Singgih menjelaskan arti kata "dirgahayu" yang banyak kita pakai tetapi sering dalam tempat yang salah. Dan yang paling akhir ialah pemakaian istilah "air mancur yang salah, karena seharusnya "air mancar ." Terhadap argumentasi-argumentasi pak Amin Singgih yang sangat tepat dan kuat biasanya tak ada orang yang membantah. Misalnya dalam soal "air mancur", paling-paling orang akan kembali kepada peribahasa "kalau sudah diterima umum, kan salah kaprah, artinya ya biarkan saja." Sikap mental ini jelas tak diterima oleh pak Amin Singgih. Yang salah kalau masih dapat diperbaiki, lebih baik diperbaiki saja. Alangkah baiknya apabila untuk mengenangkan dan menghormati jasajasa dan usaha-usaha pak Amin Singgih yang unik itu, kita menerima anjurannya yang terakhir mengenai "air mancar" itu, sebagai peringatan kepada diri kita sendiri agar selalu mempergunakan bahasa yang baik. Mengganti istilah "air mancar" dengan "air mancar" bukan saja berarti bahwa kita mempergunakan bahasa yang lebih tepat dan benar, melain kan juga akan selalu memperingatkan kita untuk selalu hati-hati dalam berbahasa Indonesia -- bahasa nasional yang harus sama-sama kita junjung tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus