Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Pak johannes dan tanah jawa

Johannes van des bosch berhasil memberikan sumbangan besar bagi ekonomi negerinya, olanda, dengan sistem "cultuurstelselnya". tapi akhirnya adalah lepas kontrol, orang jawa pada mati kelaparan & tetap bodoh.

13 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JOHANNES van den Bosch mungkin bisa dijuluki 'tukang sulap' terbesar di sepanjang sejarah tanah Jawa. Ia memang pintar. Dengan siasat fiskalnya yang bersendikan tanaman ekspor dalam tempo beberapa tahun saja telal mampu melunasi seluruh utang negeri Olanda. Ia mapu menyulap tanah Jawa yang lamban dan pemalas menjadi sejenis mesin yang bisa bekerja tanpa istirahat. Ia membuat tanah Jawa 'produktif' demi mendukung seluruh kelayakan hidup Ibu Negeri. Pak Johannes dalam waktu yang amat singkat bisa mengubah ekonomi tanah Jawa yang bergerak 'dari tangan ke mulut' menjadi ekonomi ekspor yang menjangkau pasaran dunia. Mesin yang besar dan ajaib ciptaan van den Bosch ini terkenal dengan nama Cultuurstelsel. Di bawah panji-panji kclllajllan baik bagi nelJeri Olanda maupun rakyat Jawa, maka tanah Jawa dan rakyatnya digenjot terus-menerus selama lebih dari 40 tahun. Dari tahun 1831 sampai tahun 1877 keuntungan yang diperoleh dari tanah dan orang Jawa yang berjumpalitan itu berjumlah 823.000.000 gulden, atau 18.000.000 gulden per tahun. Mukjizat Pak Johannes Dalam kitab Injil tersebut pula nama Johannes yan terkenal sebagai 'nabi yang berhaluan keras', dan pembaptis Yesus. Tapi ia tidak membuat mukjizat apa-apa. Johannes van den Bosch jelas mempunyai kualitas lain sebagai pembuat mukjizat. Pada akhir Perang Diponegoro. maka utang yang ditanggung pemerintah Olanda berjumlah 30 juta gulden belum termasuk bunga. Di tengah-tengah stagnasi kolonial saat itu muncullah dengan gagahnya Letnan Jenderal van den Bosch di hadapan raja. Ia sanggup dalam waktu singkat mengatasi kesulitan keuangan negerinya. Ia dipercaya. Dan sejarah telah membuktikan bahwa ia bukan pembohong. Dengan cultuurstelsel-nya antara tahun 1840 sampai tahun 1874 ia berhasil mengantungi uang sebanyak 781 juta gulden atau 22 juta lebih per tahun. Rencana ajaib bernama cultuurstelsel yang ditawarkan sebagai obat dari kesakitan kolonial Olanda di permulaan abad 19 itu sebenarnya berisi formula yang nampaknya amat sederhana. Yaitu mengganti pajak rakyat dengan tanaman ekspor dengan pengawasan pemerintah. Keajaiban dari cultuurstelsel agaknya justru terletak di luar formula yang sederhana itu. Langkah pertama segera diayunkan ketika van den Bosch memulai dinas aktifnya. Seperangkat alasan, dasar moral dan alat-alat administrasinya segera dipersiapkan. Pertama-tama dikatakan bahwa pajak harus diganti. Sebab justru soal pajak inilah yang telah membawa pengaruh buruk (korupsi) pada para pejabat kolonial di masa larmpau. Di pihak lain terbukti pula bahwa sejak tahun 1905 sampai tahun 1930, yaitu ketika pajak diberlakukan, banyak sekali pemberontakan rakyat yang merepotkan. Selain itu hendak diyakinkan pula bahwa dengan cultuurstelsel bukan hanya pihak Olanda yang akan mendapat keuntungan, akan tetapi orang Jawa pun akan mendapatkan bagiannya yang sepadan. Dengan sendirinya tanah Jawa (langsung atau tak langsung) akan mendapatkan manfaat dari proyek besar itu. Rupanya arsitek cultuurstelsel yakin bahwa orang Jawa, entah karena apa, 'gampang diatur'. Malahan pada tahun 1834 pak Johannes yang Gubernur Jenderal itu berkata: "Kebiasaan untuk tunduk dan taat sangatlah khas pada orang Jawa, hal itu menyebabkan banyak perkara dapat terjadi di negeri ini, yang di negeri lain mungkin kita akan menghadapi kesukaran besar'. Cemoohan tersebut tentu bukan sekedar cemoohan. Sebab ia bahkan telah menjadi salah satu basis dari politik fiskal pak Johannes. Kalau ia hanya mau mengejek orang Jawa, pastilah ia tak akan mendapat uang barang segobang . Merangkul Pak Bupati Salah satu kunci untuk memahami praktek cultuurstelsel dapat ditemui dalam cara para pejabat Olanda memperlakukan orang-orang pribumi dengan segala adat dan tradisinya. Orang Jawa harus tetap dijaga agar mereka bisa menikmati seluruh adat dan tradisinya yang asli. Biarkan mereka tetap Jawa, tetapi sekaligus harus dilecut untllk hidup produktif sesuai dengan irama hidup dan kebutuhan hidup Olanda. Pengertian politis dari keterikatan mereka kepada adat dan tradisi pada saat itu adalah keterikatan mereka kepada para penguasa pribumi. Bagi adat dan tradisi Jawa, maka para bangsawan adalah panutan. Sebab itu pak Johannes merangkul para bupati. Kooperasi dengan para bupati adalah mutlak. Tanam Paksa (lebih tepat mungkill disebut Kerja Paksa) kemudian semakin tampil sebagai suatu sistem yang berdasar kepada kerjasama antara orang Eropa dan para bupati untuk menggerakkan rakyat. Kedudukan para bangsawan amat vital dalam siasat fiskal pak Johannes. Prestise mereka diangkat ke suatu tingkat di nlana para bansawan itu seolall-olah menjadi penguasa indcp cllden, dengan aparat keamanan yang cukup untuk menggertak rakyat, tapi tak cukup kuat untuk menyulitkan peme rintah penjajah. Cultuurstelsel di atas kertas mungkin baik bahkan merdu. Tapi apakah yang bisa dibuat oleh seorang anak manusia di atas bumi ini bila ia lepas dari kontrol? Dan dari segi sejarah tanah Jawa, maka cultuurstelsel adalah contoh yang amat gamblang tentang jalannya suatu sistem yang tanpa kontrol sama sekali. Antara tahun 1848 sampai 1850 di tanah Jawa (salah satu bagian yang tersubur di muka bumi) orang pada mati kelaparan. Beban penduduk bertambah dua kali lipat. Sementara mereka tetap bodoh. Apa boleh buat, toh soal kebodohan bukan urusan Olanda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus