Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahasa

Berita Tempo Plus

Mengapa Hutan Dipandang Terbelakang

Hutan dianggap sebagai yang murni dan terbelakang, lalu harus diberadabkan dan dimodernkan dengan dibabat.

5 Mei 2024 | 00.00 WIB

Hutan dan Kota
Perbesar
Hutan dan Kota

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN cara apa Anda akan berterima kasih kepada hutan yang dibabat untuk diubah menjadi kota kosmopolitan, lumbung pangan, perkebunan kelapa sawit, vila, dan lahan tambang? Pada waktu bersamaan Anda berkoar tentang politik hijau, greenflation, green job, etika lingkungan, krisis iklim, pajak lingkungan, dan tobat ekologis. Istilah-istilah itu mewakili gagasan global tapi terdengar menggelikan ketika Anda masih bepergian dengan mobil mewah yang boros bahan bakar fosil.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Setyaningsih adalah seorang esais. Di edisi cetak, artikel ini berjudul "Hutan dan Kota".

Setyaningsih

ESAIS, PEKERJA BUKU DI PENERBIT BABON, BOYOLALI, JAWA TENGAH

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus