Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Roket cina dan pengaruhnya

6 November 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ISUNYA dimulai oleh sebuah berita yang dimuat Yomiuri Shimbun. Koran Jepang itu mengatakan tanggal 21 Oktober lalu sebuah kapal selam angkatan laut Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) berhasil menembakkan peluru kendali yang dapat mencapai sasaran sejauh 1.200 km. Dikatakan pula bahwa dalam waktu sepuluh hari berikutnya percobaan lain akan dilakukan. Kabar itu kemudian diperkuat oleh Xinhua, kantor berita milik Beijing. Sudah sejak 1 Oktober RRC mengumumkan apa yang dikatakannya rencana percobaan peluncuran roket. Ia pun memperingatkan agar lalu lintas laut menjauhkan diri dari Laut Cina bagian timur sebelah utara Taiwan dan sebelah barat Okinawa. Sebenarnya sudah dari bulan Mei tahun 1980 Cina melakukan serangkaian percobaan yang disebutnya sebagai peluncuran "roket pembawa". Tetapi baru kali inilah sebuah kapal selamnya berhasil meluncurkan peluru kendali. Di masa dekat tak mustahil kalau roket itu sanggup membawa kepala nuklir. Mengingat RRC sejak tahun 60-an merupakan salah satu pemilik senjata dahsyat itu. Para ahli militer dan strategi Barat umumnya menduga bahwa roket itu memiliki daya capai sekitar 750 sampai 1.500 mil laut. Sama dengan roket-roket polaris Amerika. Menurut ukuran Barat, senjata semacam itu masih terbilang primitif. Diperkirakan paling tidak-RRC masih memerlukan waktu lima tahun lagi untuk mengembangkan teknologinya buat menjadikannya operasional. Namun, tak urung itu telah menempatkan Beijing ke dalam "klub elite" pemilik senjata itu bersama dengan Amerika, Inggris, Uni Soviet dan Prancis. Ada beberapa "kebetulan" yang patut mendapat perhatian dalam hal peluncuran roket itu. Pertama, peristiwa itu terjadi setelah kongres partai yang baru saja berakhir beberapa pekan yang silam. Ada dugaan bahwa kebijaksanaan Deng Xiaoping untuk membongkar rel revolusi Maois telah mendapat tantangan keras dari tentara. Para jenderal senior TPR umumnya tak menyetujui program depolitisasi tentara dan ditinggalkannya konsep perang rakyat Mao dalam strategi militer. Peluncuran itu, sebagai konsumsi dalam negeri, barangka1i untuk menggaris-bawahi bahwa konsep perang rakyat sudah kuno. Dengan adanya senjata mutakhir itu TPR yang terdiri dari 4 juta serdadu dengan peralatan yang sudah usang harus dikurangi dan dimodernisasi. Ini sejalan dengan proses pelangsingan administrasi dan personil, dan sesuai pula dengan program Empat Modernisasi. Konsep perang rakyat yang hendak "menggulung musuh dalam lautan manusia" sudah ketinggalan zaman. Dalam perang modern di masa depan, saling melihat musuh tak penting lagi. Yang perlu cuma tinggal tekan tombol saja. Pembaharuan ideologi dan strategi ini diperkuat dengan kampanye mengkritik bahaya kekiri-kirian yang sekarang sedang berjalan dalam tubuh TPR. Renmin Ribao (Harian Rakyat) dan Jiefangjunbao baru-baru ini memuat tulisan yang menyerang ideologi 'kiri" yang menghalangi kemajuan dan modernisasi. Kedua, peristiwa itu terjadi di kala Cina membuka lagi perundingan dengan "Uni Soviet setelah terputus selama tiga tahun. Pembicaraan pendahuluan yang diadakan di Beijing nampaknya tidak menghasilkan apa-apa. Beijing menuntut tiga hal yang sukar dikabulkan oleh Moskow: penarikan tentara dari perbatasan Cina, penarikan mundur tentara pendudukan Soviet di Afghanistan, dan penghentian dukungan atas ekspansionisme Vietnam di Kampuchea. Walaupun tidak menghasilkan apa-apa, di tengah kekecewaan Beijing terhadap kebijaksanaan pemerintah Reagan dalam masalah Taiwan, kedua pihak setuju untuk bertemu lagi di Moskow. Peluncuran roket dengan demikian merupakan isyarat buat Moskow, Washington dan Taipei. Di satu pihak ia memperkuat posisi Cina dalam perundingan dengan Moskow. Dan di pihak lain menunjukkan kepada Taipei dan Washington bahwa pilihan kekerasan senjata bisa saja ditempuh oleh RRC dalam masalah Taiwan. Ini diperkuat oleh kenyataan bahwa percobaan dilakukan di Laut Cina. Padahal di masa-masa lalu percobaan penembakan roket RRC selalu dilakukan di Pasifik . PERKEMBANGAN baru ini tentu saja membawa akibat besar dan bergema terhadap strategi militer di Asia pada umumnya. Armada Soviet--dan tentu saja Amerika di Pasifik dalam beberapa tahun mendatang harus sudah mempertimbangkan kehadiran angkatan laut RRC di sana. Selama ini kekuatan laut TPR cuma dianggap sebagai tentara penjaga pantai belaka. Ini juga akan merupakan cambuk bagi Jepang untuk memperbesar angkatan bersenjatanya. Yang paling dini bereaksi keras adalah Taiwan. Tentu saja karena percobaan peluncuran itu dilakukan hanya kurang lebih 300 mil laut sebelah utara negara pulau itu. Menteri Penerangan James Soong mengatakan bahwa percobaan senjata itu membuktikan sekali lagi bahwa para penguasa daratan Cina bertekad merebut Taiwan dengan kekerasan senjata. Mereka, kata Soong, memperlagakan kekuatan senjata untuk memecahkan konflik internasional, dan untuk mengalihkan perhatian dunia dari kekalutan dalam negerinya. RRC bukan saja merupakan ancaman bagi Taiwan, tetapi juga terhadap Pasifik Barat dan Asia Pasifik pada umumnya. Peluncuran roket tersebut, menurut Soong, "merupakan jawaban jitu atas tanggapan yang meremehkan bahwa tentara komunis Cina masih menggunakan tenaga hewan untuk menyeret perlengkapan perang mereka, dan dengan demikian bukan merupakan ancaman terhadap Taiwan." Para ahli strategi Asia Tenggara yang melihat RRC sebagai ancaman jangka panjang, juga sudah harus memikirkan strategi baru. Walaupun Jenderal Zhang Aiping, Wakil Kepala Staf TPR tak lama setelah percobaan itu mengatakan bahwa negara-negara lain di Asia khususnya tak perlu khawatir. "Suksesnya penembakan dari kapal selam itu adalah demi keamanan nasional sendiri dan perdamaian dunia pada umumnya. Dengan pengembangan senjata tersebut tidak berarti bahwa RRC berniat untuk menggerogGti kedaulatan negara lain. Kami harus segera memodernisasikan ketangguhan pertahanan kami buat mengimbangi dan melampaui daya serang pihak yang punya potensi untuk jadi musuh," tambah Jenderal Zhang lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus