BEGINI oom Sapala. Apakah hidup sederhana itu hidup berjalan
kaki saja? Naik mobil itu apa mewah?
+ Sedehana itu begini. Dalam perjalanan hidup, kamu cukup
menjinjing tas saja. Tak perlu menyeret gudang.
- Tapi isi tasnya apa? Bagaimana kalau senapan mesin atau gombal
atau ular?
+ Pokoknya apa-apa yang tidak akan merepotkan hidupmu. Tapi
tahunya memang suka terlambat. Atau kalau sudah tahu sejak awal,
masih coba-coba terus main saja.
- Tahunya bagaimana oom Sap ?
+ Gampang. Kalau hatimu tidak dirnakan oleh isi tas itu. Kalau
pikiranmu tidak sakit dibuatnya. Singkatnya, kalau tiap malam
kamu bisa tidur enak.
- Kalau begitu, paling enak tidak membawa apa-apa saja oom. Biar
tidak ada yang jadi pikiran.
+ Malah jadi pikiran itu. Kalau tidak punya apa-apa, itu bukan
sederhana namanya, tapi merana. Merana itu keadaan ruwet. Orang
sederhana tidak merana.
- Kalau begitu, paling aman jadi orang kaya-raya saja.
+ Paling aman jadi orang yang tidak gelisah. Apa dia itu kaya
atau miskin, saya kurang tahu. Tapi orang sederhana tidak
gelisah.
- Gelisah itu bagaimana oom?
+ Khawatir atau takut. Misalnya takut ketahuan belangmu. Takut
tidak disembah. Takut tidak ditakuti. Takut dianggap tidak
unggul. Takut dianggap kalah. Takut dianggap tidak punya. Takut
dianggap bukan apa-apa. Takut dianggap tidak ada. Orang seperti
itu pasti tidak sederhana hidupnya.
- Saya tidak mengerti oom.
+ Itu bagus. Soalnya, banyak orang takut mengaku tidak mengerti,
akibatnya mereka tambah gelisah saja. Tidak tahu, tapi takut
mengaku tidak tahu. Atau sudah tahu, tapi pura-pura tidak tahu.
Itu sama repotnya. Barangkali kamu juga pura-pura tidak mengerti
saja supaya tidak usah hidup sederhana.
- Sungguh mati saya tidak mengerti oom!
+ Begini sajalah. Misalnya kamu itu beruntung punya pangkat
tinggi, tapi khawatir kalau dianggap tidak mampu dalam tugas,
karena kamu memang tidak mampu. Maka kamu terus berusaha
berlagak mampu. Cuma karena takut ketahuan bahwa itu cuma lagak
saja, jadinya kamu gelisah terus, dan kamu mencoba mengatasinya
dengan berlagak tenteram. Repot deh kalau begitu. Tetap saja
kamu gelisah.
- Saya tidak suka berlagak lho oom!
+ Bagus! Itu namanya hidup sederhana! Tapi nanti dulu. Ini
barangkali ada contoh yang lebih sesuai dengan kamu.
- Bagaimana oom?
+ Misalnya kamu itu takut tidak disembah. Karena itu ke mana
saja kamu membawa seorang pengiring. Kalau orang lain ternyata
punya dua pengiring, kamu minta lima pengiring. Kalau orang lain
punya sepuluh pengiring, kamu minta satu batalyon menguntit
dibelakangmu. Khawatir bahwa itu tidak cukup, kamu minta supaya
keberangkatanmu dilepas oleh satu kompi yang dari jauh disuruh
datang hanya untuk menghadiahi kamu dengan senyuman dan salaman
dan ucapan selamat jalan. Karena takut bahwa semua itu tidak ada
artinya, kamu minta ribuan orang datang menyambut kunjunganmu.
Karena semua itu masih bisa percuma saja, maka kamu minta supaya
jutaan orang diberi kesempatan nonton perjalananmu. Karena itu
masih terlalu sedikit .... wah, pokoknya tidak ada habisnya.
Belum lagi soal pakaian dan kendaraan dan makanan dan penginapan
dan pajangan dan tari-tarian dan keamanan dan sebagainya. Masih
saja kamu khawatir kalau-kalau nanti ada yang meleset, dan kalau
ternyata ada, kamu lantas meledak-ledak. Soalnya, tiap kesalahan
kecil atau kelupaan kecil kau anggap sebagai kesengajaan untuk
menjatuhkan kehormatanmu. Hanya karena kamu seorang diri takut
tidak disembah, maka kamu bikin ribuan orang jadi ketakutan.
Barangkali juga jutaan. Karena hidupmu tidak sederhana, hidup
ribuan orang jadi kau paksa tidak sederhana pula. Karena kamu
takut kesederhanaan, semua orang juga jadi takut kesederhanaan.
- Tidak semua orang oom! Saya tidak takut kesederhanaan!
Buktinya celana saya belel!
+ Itu sih celana belelnya Charles Bronson. Mbok pakai celana
belelnya petani di kampung Keueung saja. Bagaimana kalau begitu?
- Oom bilang dulu kepada Charles Bronson dong! Jangan kepada
saya ah!
+ Nah, repot nggak hidup sederhana itu.
- Nggak tahu ah. Itu bukan urusan saya. Saya kan bukan orang
pangkat yang takut tidak disembah dan segala rupa itu. Saya anak
sekolah biasa saja oom!
+ Ee ee! Itu urusanmu juga lho! Kamu itu masih muda belia, tapi
sudah mulai takut tidak punya gengsi. Jadi sama saja dengan
orang pangkat. Untuk mengatasi ketakutan itu kamu juga sudah
pakai cara-cara yang tidak bisa dibilang sederhana. Buktinya
hatimu selalu iri dan kepalamu selalu pusing. Kamu juga takut
dianggap orang ketinggalan zaman dan biar sudah dikejar-kejar,
rasanya kamu masih selalu ketinggalan saja. Kamu juga takut
dianggap kurang cantik, takut kalau tubuhmu dianggap berbau
busuk, dan kurang langsing, dan kurang tinggi, dan kurang ini
kurang itu, dan sudah lama kamu pontang-panting untuk mengatasi
semua itu. Padahal tanpa botol-botol dan salon-salon dan
butik-butik itu kamu sudah cantik sekali. Sungguh mati!
- Betul sungguh mati oom?
+ Tapi sekarang kenyataannya kamu menyuruh orang tuamu dan semua
pacarmu ikut pontang-panting sampai kewalahan. Semua kawanmu
lantas takut ketinggalan olehmu, jadi semua pada beramai-ramai
pontang-panting juga dan semua orang tua mereka dan semua pacar
mereka jadinya juga ikut menari-nari kebingungan.
- Kalau begitu oom, orang sederhana itu orang yang tidak punya
rasa takut ya?
+ Lho, kok tahu kamu?
- Kan sederhana saja oom.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini