Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Sapa shri sapala

Orang hidup sederhana yaitu orang yang tidak punya rasa takut. orang tidak mampu berlagak mampu dan mengatasi dengan seolah-olah tenteram, akan tetap takut dikatakan tidak mampu.

12 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEGINI oom Sapala. Apakah hidup sederhana itu hidup berjalan kaki saja? Naik mobil itu apa mewah? + Sedehana itu begini. Dalam perjalanan hidup, kamu cukup menjinjing tas saja. Tak perlu menyeret gudang. - Tapi isi tasnya apa? Bagaimana kalau senapan mesin atau gombal atau ular? + Pokoknya apa-apa yang tidak akan merepotkan hidupmu. Tapi tahunya memang suka terlambat. Atau kalau sudah tahu sejak awal, masih coba-coba terus main saja. - Tahunya bagaimana oom Sap ? + Gampang. Kalau hatimu tidak dirnakan oleh isi tas itu. Kalau pikiranmu tidak sakit dibuatnya. Singkatnya, kalau tiap malam kamu bisa tidur enak. - Kalau begitu, paling enak tidak membawa apa-apa saja oom. Biar tidak ada yang jadi pikiran. + Malah jadi pikiran itu. Kalau tidak punya apa-apa, itu bukan sederhana namanya, tapi merana. Merana itu keadaan ruwet. Orang sederhana tidak merana. - Kalau begitu, paling aman jadi orang kaya-raya saja. + Paling aman jadi orang yang tidak gelisah. Apa dia itu kaya atau miskin, saya kurang tahu. Tapi orang sederhana tidak gelisah. - Gelisah itu bagaimana oom? + Khawatir atau takut. Misalnya takut ketahuan belangmu. Takut tidak disembah. Takut tidak ditakuti. Takut dianggap tidak unggul. Takut dianggap kalah. Takut dianggap tidak punya. Takut dianggap bukan apa-apa. Takut dianggap tidak ada. Orang seperti itu pasti tidak sederhana hidupnya. - Saya tidak mengerti oom. + Itu bagus. Soalnya, banyak orang takut mengaku tidak mengerti, akibatnya mereka tambah gelisah saja. Tidak tahu, tapi takut mengaku tidak tahu. Atau sudah tahu, tapi pura-pura tidak tahu. Itu sama repotnya. Barangkali kamu juga pura-pura tidak mengerti saja supaya tidak usah hidup sederhana. - Sungguh mati saya tidak mengerti oom! + Begini sajalah. Misalnya kamu itu beruntung punya pangkat tinggi, tapi khawatir kalau dianggap tidak mampu dalam tugas, karena kamu memang tidak mampu. Maka kamu terus berusaha berlagak mampu. Cuma karena takut ketahuan bahwa itu cuma lagak saja, jadinya kamu gelisah terus, dan kamu mencoba mengatasinya dengan berlagak tenteram. Repot deh kalau begitu. Tetap saja kamu gelisah. - Saya tidak suka berlagak lho oom! + Bagus! Itu namanya hidup sederhana! Tapi nanti dulu. Ini barangkali ada contoh yang lebih sesuai dengan kamu. - Bagaimana oom? + Misalnya kamu itu takut tidak disembah. Karena itu ke mana saja kamu membawa seorang pengiring. Kalau orang lain ternyata punya dua pengiring, kamu minta lima pengiring. Kalau orang lain punya sepuluh pengiring, kamu minta satu batalyon menguntit dibelakangmu. Khawatir bahwa itu tidak cukup, kamu minta supaya keberangkatanmu dilepas oleh satu kompi yang dari jauh disuruh datang hanya untuk menghadiahi kamu dengan senyuman dan salaman dan ucapan selamat jalan. Karena takut bahwa semua itu tidak ada artinya, kamu minta ribuan orang datang menyambut kunjunganmu. Karena semua itu masih bisa percuma saja, maka kamu minta supaya jutaan orang diberi kesempatan nonton perjalananmu. Karena itu masih terlalu sedikit .... wah, pokoknya tidak ada habisnya. Belum lagi soal pakaian dan kendaraan dan makanan dan penginapan dan pajangan dan tari-tarian dan keamanan dan sebagainya. Masih saja kamu khawatir kalau-kalau nanti ada yang meleset, dan kalau ternyata ada, kamu lantas meledak-ledak. Soalnya, tiap kesalahan kecil atau kelupaan kecil kau anggap sebagai kesengajaan untuk menjatuhkan kehormatanmu. Hanya karena kamu seorang diri takut tidak disembah, maka kamu bikin ribuan orang jadi ketakutan. Barangkali juga jutaan. Karena hidupmu tidak sederhana, hidup ribuan orang jadi kau paksa tidak sederhana pula. Karena kamu takut kesederhanaan, semua orang juga jadi takut kesederhanaan. - Tidak semua orang oom! Saya tidak takut kesederhanaan! Buktinya celana saya belel! + Itu sih celana belelnya Charles Bronson. Mbok pakai celana belelnya petani di kampung Keueung saja. Bagaimana kalau begitu? - Oom bilang dulu kepada Charles Bronson dong! Jangan kepada saya ah! + Nah, repot nggak hidup sederhana itu. - Nggak tahu ah. Itu bukan urusan saya. Saya kan bukan orang pangkat yang takut tidak disembah dan segala rupa itu. Saya anak sekolah biasa saja oom! + Ee ee! Itu urusanmu juga lho! Kamu itu masih muda belia, tapi sudah mulai takut tidak punya gengsi. Jadi sama saja dengan orang pangkat. Untuk mengatasi ketakutan itu kamu juga sudah pakai cara-cara yang tidak bisa dibilang sederhana. Buktinya hatimu selalu iri dan kepalamu selalu pusing. Kamu juga takut dianggap orang ketinggalan zaman dan biar sudah dikejar-kejar, rasanya kamu masih selalu ketinggalan saja. Kamu juga takut dianggap kurang cantik, takut kalau tubuhmu dianggap berbau busuk, dan kurang langsing, dan kurang tinggi, dan kurang ini kurang itu, dan sudah lama kamu pontang-panting untuk mengatasi semua itu. Padahal tanpa botol-botol dan salon-salon dan butik-butik itu kamu sudah cantik sekali. Sungguh mati! - Betul sungguh mati oom? + Tapi sekarang kenyataannya kamu menyuruh orang tuamu dan semua pacarmu ikut pontang-panting sampai kewalahan. Semua kawanmu lantas takut ketinggalan olehmu, jadi semua pada beramai-ramai pontang-panting juga dan semua orang tua mereka dan semua pacar mereka jadinya juga ikut menari-nari kebingungan. - Kalau begitu oom, orang sederhana itu orang yang tidak punya rasa takut ya? + Lho, kok tahu kamu? - Kan sederhana saja oom.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus