Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Ilusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Target pertumbuhan ekonomi pemerintah 8 persen pada tahun ini diprediksi susah tercapai. Banyak inkonsistensi kebijakan.

 

19 Januari 2025 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilusi Pertumbuhan 8 Persen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemerintahan Prabowo memasang target pertumbuhan ekonomi yang tak realistis.

  • Target pertumbuhan 8 persen membutuhkan investasi dan konsistensi kebijakan ekonomi.

  • Setelah target pertumbuhan diumumkan, kebijakan mencapainya tak meyakinkan.

TARGET Presiden Prabowo Subianto membukukan pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun ini ibarat membandarkan air ke bukit. Belum adanya perombakan kebijakan struktural guna memacu perekonomian, ditambah situasi dunia yang tidak menentu, membuat target tinggi tersebut sulit tercapai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prabowo mengumumkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada saat pelantikannya sebagai Presiden Indonesia kedelapan pada Oktober 2024. Setelah itu, tak ada penjelasan langkah konkret penyelesaian banyak persoalan warisan pemerintahan sebelumnya untuk mencapai target tersebut. Misalnya kebijakan menghilangkan inefisiensi dalam pelbagai aktivitas bisnis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah seharusnya paham bahwa harus ada proses dan waktu untuk mencapai target pertumbuhan yang tinggi tersebut. Menilik sejarah sejak Indonesia berdiri, pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 10 persen dicapai di era Presiden Soeharto pada 1970-an, saat harga minyak mentah meroket. Pertumbuhan ekonomi relatif stabil di kisaran 6 persen pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun karena lonjakan harga komoditas.

Inkonsistensi kebijakan juga akan menjadi sandungan pertumbuhan ekonomi. Misalnya, dalam satu kesempatan, Prabowo menyerukan penghematan untuk menjaga keseimbangan anggaran negara. Namun di waktu lain, dia mendorong lahirnya program-program populis, seperti proyek lumbung pangan (food estate) yang terbukti gagal total.

Persoalan lain yang belum mendapat prioritas pembenahan adalah sumbatan dalam investasi karena faktor inefisiensi yang tinggi. Incremental capital-output ratio (ICOR)—salah satu parameter untuk mengukur tingkat efisiensi investasi—Indonesia pada 2023 mencapai 6,33 persen, jauh di atas angka ideal 3-4 persen. Sedangkan ICOR negara-negara tetangga yang menjadi pesaing dalam menggaet investasi hanya berkisar 4-5 persen.

Dengan ICOR yang tinggi, ajaib jika Prabowo mematok target investasi Rp 13.032 triliun selama lima tahun pemerintahannya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen tersebut. Apalagi, seperti biasa, target bombastis yang keluar dari pemerintah tidak disertai penjelasan cara mengeksekusinya.

Sumber pertumbuhan dari belanja pemerintah juga akan sulit mendorong konsumsi masyarakat dan pada gilirannya tak berhasil mendongkrak pertumbuhan. Penyebabnya antara lain keuangan pemerintah yang tiris karena belanja negara yang melonjak untuk membiayai sejumlah program sosial berbujet besar. Konsekuensinya, pemerintah akhirnya harus menambal defisit anggaran jumbo itu dengan utang.

Terus turunnya kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi juga wajib diwaspadai karena menandakan daya beli masyarakat yang melemah. Padahal selama ini konsumsi masyarakat menjadi kontributor utama bagi pertumbuhan.

Pelbagai hambatan untuk mencapai target pertumbuhan 8 persen pada tahun ini semestinya menjadi perhatian serius bagi Prabowo. Perbaikan fundamental pengungkit pertumbuhan, dengan tidak lagi membuat kebijakan yang inkonsisten, jauh lebih penting ketimbang memberi janji-janji besar yang sulit tercapai.

Sembari menjalankannya, tidak perlu malu merevisi target pertumbuhan yang sebelumnya terucap.

Masuk untuk melanjutkan baca artikel iniBaca artikel ini secara gratis dengan masuk ke akun Tempo ID Anda.
  • Akses gratis ke artikel Freemium
  • Fitur dengarkan audio artikel
  • Fitur simpan artikel
  • Nawala harian Tempo
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus