Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Penghiliran 28 komoditas memerlukan investasi Rp 9.542 triliun.
Bauksit menjadi komoditas paling potensial dalam serangkaian program penghiliran.
Penghiliran memerlukan dorongan pasar, produktivitas, penciptaan lapangan kerja, dan keberlanjutan. ***
KEMENTERIAN Investasi dan Hilirisasi akhirnya memaparkan dokumen "Kajian Hilirisasi dan Investasi Strategis 2024" pada 23 Desember 2024. Isi kajian yang menurut dokumen tender proyek pemerintah menelan biaya Rp 19,6 miliar itu sebetulnya tidak jauh berbeda dengan paparan Presiden Prabowo Subianto pada Oktober 2024 tiga hari setelah pelantikannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika itu Prabowo menekankan pentingnya kelanjutan program penghiliran komoditas yang berjalan sejak era pemerintahan Joko Widodo. Di masa Jokowi, komoditas primadona penghiliran adalah nikel dan biodiesel. Kini Prabowo memperluasnya menjadi 28 komoditas dengan kebutuhan investasi US$ 600 miliar atau sekitar Rp 9.542 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada Tempo, Selasa, 14 Januari 2025, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu mengatakan 28 komoditas tersebut masuk program penghiliran karena jumlah kandungannya di Indonesia cukup besar. “Dari 28 komoditas tersebut, ketersediaannya di Indonesia masuk urutan pertama, kedua, atau ketiga terbesar di dunia,” katanya.
Adapun dokumen "Kajian Hilirisasi dan Investasi Strategis 2024" terdiri atas tiga bagian, yaitu "Akselerasi Hilirisasi Investasi Strategis", "Optimalisasi Hilirisasi Investasi Strategis", dan "Dampak Hilirisasi". Riset yang dikerjakan Pusat Studi Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance itu memotret persoalan dan potensi yang bisa digarap dalam program penghiliran.
Menurut Sekretaris Kementerian Investasi Heldy Satrya Putera, kajian tersebut merupakan lanjutan "Peta Jalan Hilirisasi dan Investasi Strategis Tahun 2022 dan 2023". Bagian "Akselerasi Hilirisasi Investasi Strategis" memotret perkembangan investasi penghiliran pada 28 komoditas. Salah satunya nikel yang diolah menjadi bahan baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik.
Pencetakan aluminium ingot di pabrik peleburan PT Inalum (Persero) di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, 14 Oktober 2022. ANTARA/Adiva Niki
Kajian "Optimalisasi Hilirisasi Investasi Strategis" berisi potensi penghiliran tujuh komoditas, yaitu bauksit, aspal Buton, minyak bumi, gas bumi, biofuel, ikan tuna-cakalang-tongkol, dan rumput laut. “Kami memotret dan merekam apa saja permasalahan yang ada agar (penghiliran) bisa dioptimalkan,” tutur Heldy, dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Investasi.
Sedangkan kajian "Dampak Hilirisasi" memaparkan hasil penghiliran dua komoditas, yakni nikel dan kelapa sawit. Menurut Heldy, kontribusi pengolahan bijih nikel terhadap produk domestik bruto mencapai 0,45 persen dan kelapa sawit sebesar 0,23 persen. “Angka ini kalau dikumulatifkan menjadi 0,6-0,7 persen, cukup signifikan dari total pertumbuhan ekonomi yang berada di kisaran 5 persen,” ujar Heldy.
Dokumen itu pun memuat proyeksi pemerintah atas manfaat program penghiliran terhadap perekonomian nasional. Pada 2040, pemerintah memperkirakan program penghiliran akan menarik investasi US$ 618 miliar, menghasilkan produk domestik bruto US$ 235,9 miliar, menyerap 3 juta tenaga kerja, dan mencetak devisa hasil ekspor hingga US$ 857,9 miliar. Agar target itu tercapai, ada beberapa hal yang dibutuhkan, yaitu dorongan pasar, produktivitas, penciptaan lapangan kerja, inklusivitas, hingga keberlanjutan.
•••
ADA sejumlah komoditas atau sektor yang masuk program penghiliran dan berpotensi mendatangkan hasil besar pada perekonomian. Sekretaris Eksekutif Dewan Ekonomi Nasional Septian Hario Seto mengatakan komoditas yang potensial mulai tahun ini adalah bauksit. Sebagai pejabat di era Joko Widodo yang mengurus kebijakan pengolahan mineral, Seto yakin bauksit bakal berkembang pesat seperti nikel. “Pasar alumina besar dan banyak orang melihat Indonesia sebagai pasar sekaligus produsen yang stabil,” katanya pada Kamis, 16 Januari 2025.
Suasana proyek pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Phase 1 milik MIND ID Group dengan bahan baku bauksit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, 20 Maret 2024. ANTARA/Jessica Wuysang
Pemerintah telah meresmikan operasi smelter grade alumina refinery milik PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, pada September 2024. PT Borneo Alumina adalah perusahaan patungan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam yang sama-sama berada di bawah naungan holding pertambangan MIND ID.
Selama ini pelaku industri peleburan aluminium seperti Inalum mengimpor alumina dari Australia yang menjadi produsen bauksit terbesar dunia. Padahal Indonesia juga memiliki kandungan bauksit sekitar 6 persen dari cadangan dunia. Bertahun-tahun para penambang bauksit lokal mengekspor bijih begitu saja, paling banyak ke Cina.
Pada 2021, jumlah ekspor bauksit Indonesia mencapai 19,9 juta ton atau terbesar ketiga di dunia. Namun Indonesia tak ada dalam daftar negara pengekspor produk turunan bauksit seperti ingot atau aluminium batangan dan aluminium lempengan atau billet serta produk hilir semacam aluminium foil, komponen otomotif, dan bahan bangunan.
Hanya sebagian kecil bauksit yang telah diolah di dalam negeri. Salah satu penggarapnya adalah PT Indonesia Chemical Alumina, yang mengolah bauksit menjadi chemical grade alumina yang digunakan untuk industri keramik, kaca, serta elektronik. Pemurnian alumina untuk aluminium baru dijalankan oleh PT Well Harvest Winning Alumina Refinery di Ketapang, Kalimantan Barat, dan PT Bintan Alumina Indonesia di Bintan, Kepulauan Riau.
Guna mendorong pemurnian bauksit di dalam negeri, pemerintah memberlakukan larangan ekspor sejak Juni 2023. Aturan ini membuat banyak smelter pemurnian alumina muncul. Saat ini ada delapan smelter alumina yang sedang dibangun. Berdasarkan data Kementerian Investasi, tujuh di antaranya merupakan fasilitas pemurnian smelter grade alumina dan satu lainnya menghasilkan chemical grade alumina. Total kapasitas pengolahannya mencapai 29,7 juta ton bauksit per tahun yang menghasilkan 8,9 juta ton alumina per tahun.
Cerahnya bisnis bauksit, menurut Septian Hario Seto, membuat beberapa perusahaan yang awalnya membangun smelter aluminium mulai berpikir menjalankan pemurnian alumina sendiri. “Karena lebih optimal jika mereka punya alumina sampai tambang bauksitnya,” ujarnya.
Bahan bakar Biodiesel 40% atau B40 di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Jakarta, 26 Agustus 2020. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Meski begitu, ada kekhawatiran jika jumlah smelter pemurnian alumina terlalu banyak. Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu mengatakan, dengan beroperasinya smelter milik Borneo Alumina, pasokan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. “Jadi harus ditambah smelter aluminiumnya,” ucapnya. Masalahnya, smelter aluminium memerlukan daya listrik yang lebih besar dari sumber pasokan yang murah. Seperti milik Inalum yang ditopang pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dari Sungai Asahan, Sumatera Utara.
Selain mineral, obyek penghiliran yang menjanjikan potensi besar adalah pangan. Ihwal pangan, Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies Bhima Yudistira Adhinegara mengatakan, menjadi poin perbedaan yang mencolok dalam program penghiliran Prabowo Subianto dengan Jokowi. Ini berhubungan dengan janji kampanye Prabowo memprioritaskan sektor pangan, termasuk untuk menopang program makan bergizi gratis. “Impor sapi perah termasuk bagian program penghiliran pangan Prabowo,” ucap Bhima. “Tapi secanggih apa penghilirannya? Apakah penghiliran itu bisa menghasilkan pangan olahan berorientasi ekspor?”
Adapun Direktur Institute for Development of Economics and Finance Eko Listiyanto mengatakan, secara umum, memang prioritas penghiliran pada masa pemerintahan Prabowo tidak jauh berbeda dengan Jokowi, yaitu mineral dan pertambangan. Namun, dia menambahkan, ada beberapa sektor yang sebelumnya tidak menjadi fokus Jokowi dan kemudian digarap Prabowo, seperti komoditas kelautan dan perikanan. “Ada program penghiliran rumput laut, ikan tongkol-cakalang-tuna, dan udang,” tuturnya pada Jumat, 17 Januari 2025. “Di sektor perkebunan ada kelapa, sawit, dan karet."
Soal ini, Todotua Pasaribu mengakui pemerintah memperluas penghiliran karena beberapa komoditas lama, seperti nikel, sudah jenuh. Pengolahan bijih nikel menjadi nikel besi kasar (NPI) dan feronikel (FeNi) yang menjadi bahan baku baja tahan karat sudah terlalu banyak. Pemerintah, Todotua menambahkan, akan mendorong penghiliran nikel yang menggunakan teknologi high pressure acid leach yang menghasilkan nickel-matte untuk industri baterai kendaraan listrik.
Sedangkan untuk pengolahan sawit menjadi biodiesel 40 persen atau B40, ada tantangan dalam hal kebutuhan metanol. Ini adalah program lanjutan B35 (biodiesel 35 persen) yang berjalan sejak 2023. Selama ini program pengolahan biodiesel memicu tingginya angka impor metanol. Sebab, untuk memproduksi fatty acid methyl ester yang dipakai dalam produksi biodiesel, diperlukan metanol sebagai campuran dari minyak sawit mentah.
Berdasarkan hitungan pemerintah, Todotua melanjutkan, jika program pengolahan B40 dijalankan tahun ini, angka kebutuhan metanol dalam negeri mencapai 2,3 juta ton per tahun. Kebutuhan metanol makin besar jika pemerintah menjalankan program pengolahan biodiesel 50 persen atau B50 pada tahun-tahun berikutnya. Untuk menutupi kebutuhan metanol, pemerintah juga mengincar penghiliran gas bumi. "Gas bisa diolah menjadi metanol untuk memenuhi program biodiesel,” kata Todotua.
Setelah memimpin rapat Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi pada Jumat, 17 Januari 2025, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sekaligus Ketua Satgas, Bahlil Lahadalia, mengatakan akan membangun pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur, tahun ini. “Bahan bakunya dari gas,” tuturnya.
Menurut Bahlil, Presiden meminta investor lokal lebih banyak berperan dalam penghiliran. Peran itu diharapkan ada tak hanya dalam proyek metanol, tapi juga buat 28 komoditas prioritas. Bank nasional juga akan didorong untuk mendanai proyek-proyek tersebut. “Nilai tambahnya harus terjadi di dalam negeri. Kepemilikannya juga dalam negeri.” ●
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul Jenuh Mineral Berganti Pangan