Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marginalia

Berita Tempo Plus

Anak-anak Terang

Martin Lukito Sinaga

Pengajar teologi. Menulis sejarah dan pemikiran agama dalam masyarakat

Simbol mitik agama, seperti noda atau dosa, bisa membuka pikiran bahwa kekhilafan dan kedurjanaan sangat mungkin terjadi.

8 Desember 2024 | 08.30 WIB

Ilustrasi: Edi RM
Perbesar
Ilustrasi: Edi RM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Kita selalu berharap Indonesia kelak memasuki masa demokrasi yang gemilang.

  • Namun, runyamnya pemilihan umum, cawe-cawe penguasa, membuat demokrasi menjadi utopia.

  • Adakah harapan pada demokrasi setara dengan harapan bahwa Indonesia negeri 'gemah ripah lohjinawi'?

SUDAH sejak 2006 Economist Intelligence Unit merilis analisis tentang demokrasi di Indonesia yang dinilai cacat (flaw). Walau ada koran atau pengamat yang memuji sukses besar penyelenggaraan pemilihan kepala daerah 2024, segera fakta tentang politik uang, cawe-cawe penguasa, dan tingginya angka golput mementahkan pujian itu. Saya khawatir: jangan-jangan selama ini kita terlalu berharap pada kemajuan demokrasi; atau malah terjebak dalam keyakinan utopis bahwa bangsa kita telah bisa bersikap adil dan tidak rakus kekuasaan. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus