Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Danone dan BEM Universitas Indonesia (UI) menggelar acara diskusi yang mendorong mahasiswa untuk bijak menyeleksi produk yang dikonsumsi. Mengusung tema Conscious Consumption atau Kemelekan Konsumsi, acara ini diadakan di kampus UI di Depok pada Jumat, 24 Februari 2023. Acara ini juga dalam rangka ulang tahun Aqua ke-50.
Hadir dalam diskusi tersebut Direktur Komunikasi Danone Indonesia Arif Mujahidin, ekonom lingkungan dan founder Think Policy Andhyta Firselly Utami, dokter dan content creator Farhan Zubaedi, dan content creator Gerald Vincent. Penyanyi Dikta Wicaksono juga turut hadir untuk mengisi acara yang bertajuk Voice of Youth ini.
Sebelum diskusi digelar, terdapat voting yang dilakukan tentang conscious consumption. Hasilnya menunjukkan bahwa 95,4 persen responden telah memahami makna dari conscious consumption yang tidak hanya mementingkan nilai ekonomis dan fungsi dari suatu produk, namun juga nilai-nilai lingkungan, sosial, dan politis.
Andhyta Firselly Utami yang akrab disapa Afutami menanggapi topik diskusi dari sisi lingkungan. Menurutnya, penting untuk memerhatikan level konsumsi. Hal itu dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu memakai barang yang sudah ada, meminjam, dan membeli barang bekas sebelum kita membeli barang baru.
“Hari ini, tren conscious consumerism semakin meningkat di antara masyarakat seiring dengan meluasnya kesadaran tentang dampak konsumsi mereka terhadap lingkungan dan kesehatan,” ujarnya dalam acara diskusi tersebut pada Jumat, 24 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Afutami mengatakan kesadaran itu muncul pada generasi muda khususnya generasi yang melek digital dan terpapar banyak informasi melalui media sosial. Menurut dia, generasi tersebut adalah populasi terbesar dalam menerapkan kesadaran konsumsi di kehidupan sehari-hari
Sedangkan dari sudut pandang kesehatan, Farhan Zubaedi mengatakan suatu penyakit bisa dicegah atau dikurangi dengan adanya kesadaran kemelekan konsumsi. Dia pun mengimbau generasi muda untuk menerapkan kesadaran konsumsi makanan untuk mencegah munculnya penyakit di kemudian hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Non-communicable diseases atau penyakit tidak menular merupakan salah satu isu yang ingin dimusnahkan total oleh organisasi-organisasi dunia seperti World Health Organization (WHO) supaya tidak terjadi di kemudian hari. Di situlah pentingnya conscious consumption, atau kita sadar apa yang kita makan dan minum setiap hari,” paparnya.
Untuk menyebarkan pola konsumsi yang sehat, Gerald Vincent sebagai content creator mengatakan hal yang dapat dilakukan untuk mengedukasi masyarakat adalah dengan membuat konten edukasi mengenai pentingnya memilah apa yang dikonsumsi. “Perhatikan apa yang kamu konsumsi, perhatikan apa yang kamu bagi karena kamu bertanggung jawab atas semua itu," ujarnya.
Arif Mujahidin mewakili Danone mengatakan masyarakat harus memilih produk apa yang baik untuk diminum. Menurutnya, dalam memilih air untuk diminum, konsumen seharusnya tidak hanya mempertimbangkan keuntungan bagi tubuh, namun juga faktor-faktor terkait konsumsi etis. “Sekarang ini dipikirkan: Ini yang bikin siapa, ya? perusahaannya merusak alam enggak, ya? Perusahaannya mempekerjakan anak-anak enggak, ya? perusahaannya bayarnya UMR enggak, ya?” katanya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.