Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sepekan sudah banjir menggenangi Kota Semarang di Jawa Tengah. Dipicu hujan ekstrem sejak 12 Maret 2024, berbagai area di Kota Lumpia—julukan populer Semarang—sempat dikepung banjir setinggi 15-80 sentimeter (Cm).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari pantauan terbaru Tempo pada Selasa, 19 Maret 2024, beberapa kelurahan yang terletak di Kecamatan Genuk, Kota Semarang, masih terendam air. Lokasi yang dimaksud, antara lain Kelurahan Trimulyo dan Genuksari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, menyebut ketinggian genangan air di Kelurahan Trimulyo saat ini masih berkisar 40-60 Cm. “Lalu di Genuksari, sekitar Jalan Dong Biru, kedalamannya sekitar 30 Cm," katanya.
Genangan air juga masih menutupi jalur Pantai Utara atau Pantura Jalan Kaligawe yang menghubungkan Kota Semarang dengan Kabupaten Demak. Namun, berbeda dengan pekan lalu, kendaraan sudah bisa melintas.
"Arus lalu lintas dari barat masih relatif terganggu, sedangkan sebaliknya atau dari arah Demak sudah relatif lancar," ucap Endro.
Endro memastikan BPBD masih terus menggencarkan upaya tanggap darurat bencana. Salah satu kegiatan utama lembaga antisipasi bencana itu adalah memaksimalkan kinerja semua pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, serta peralatan milik Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang.
Setelah sepekan, kata, pengungsi banjir Semarang sudah kembali ke rumah masing-masing. Posko pengungsian dan dapur darurat pun sudah ditutup. "Tidak ada laporan pengungsi per hari ini, sudah pulang semua," ucap Endro.
Air bah tersebut juga sempat merendam rel di Stasiun Tawang, serta beberapa titik rel lain, sehingga mengganggu arus perjalanan kereta. Dalam kondisi terparah, terdapat 59 perjalanan sepur yang terdampak, terdiri dari 42 kereta api yang memutari jalur selatan Jawa karena banjir, serta 17 kereta api Daerap Operasi (Daop) 4 yang batal berangkat.
Perjalanan kereta sudah normal sejak 15 Maret lalu, sama halnya dengan beberapa fasilitas publik lain. Tak hanya stasiun, banjir juga sempat membuat 8 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Semarang berhenti operasi.