Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi perangkat daerah (OPD) di lima kabupaten dan kota di Provinsi Banten sepakat untuk komitmen stop buang air besar sembarangan (SBS). Komitmen tersebut disampaikan secara bersama saat lokakarya yang digelar di kantor Bappeda Banten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lima daerah yang menyepakati komitmen ini adalah Kabupaten Pandeglang, Lebak, Tangerang, Serang dan Kota Serang. Lokakarya tersebut didukung oleh Kementerian Kesehatan dan Bappeda Banten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Meski capaian SBS di Pandeglang saat ini paling rendah, kami meyakini dengan komitmen, advokasi dan pendanaan dari berbagai pihak akan bisa mencapai SBS tahun 2024 mendatang," kata Iqbal dari Bappeda Kabupaten Pandeglang dalam keterangannya, Selasa, 26 Desember 2023.
Komitmen lain juga datang dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Nurlina Lestari, yang meyakini bisa mencapai SBS pada tahun 2024. Di 2023 ini sudah tercatat sebanyak 114 desa di Lebak yang mencapai SBS. Target yang sama juga dilakukan oleh Kabupaten Serang. Mereka yakin dengan kolaborasi antara OPD, komitmen untuk mencapai SBS di tahun 2024 bakal berjalan dengan baik.
Sementara itu, Kabupaten Tangerang dan Kota Serang berkomitmen untuk mencapai SBS di tahun 2025. Bappeda Kabupaten Tangerang, Iwan, mengatakan pihaknya bertekad mencapai SBS minimal untuk 10 rumah tangga. Pemerintah setempat juga mendukung program ini dengan mendatangkan bantuan jamban gratis melalui dana desa.
Komitmen untuk mencapai SBS di tahun 2025 oleh Kabupaten Tangerang bukan tanpa sebab. Pasalnya, wilayah tersebut memiliki jumlah desa yang lumayan banyak, yaitu 274 desa. Sebab itu target SBS baru bisa dicapai pada tahun 2025 mendatang.
Lebih lanjut, untuk wilayah Kota Serang saat ini sudah mencapai SBS hingga 49,3 persen. Pencapaian tersebut disampaikan oleh Bappeda Kota Serang, Derli Harianto. "Target untuk SBS akan tercapai dengan menggandeng berbagai pihak, misalnya Baznas," kata Derli.
Pada lokakarya dan pencanangan komitmen SBS tersebut, hadir pula Kepala Bidang Perekonomian Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Banten, Moh. Nurmutaqin. Ia menilai komitmen untuk SBS adalah harga diri, sebab berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat.
"Satu hal yang penting, daerah yang SBS atau belum terkait dengan harga diri karena perilaku buang air besar terkait dengan budaya. Artinya warga yang berbudaya pasti melakukan SBS," ujar Nurmutaqin.
Nurmutaqin menilai komitmen untuk stop buang air besar sembarang tersebut bisa tercapai. Namun, hal ini tentunya harus dibantu oleh berbagai pihak dan koordinasi lintas OPD. "Oleh karena itu berbagai upaya harus dilakukan, serta advokasi dan dukungan untuk mewujudkan SBS di kabupaten dan kota," kata Nurmutaqin.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.