Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Ada Jualan Anti Polusi

Selusin perusahaan peralatan perekam dan pengendali polusi dari Australia mengadakan pameran di Jakarta. Juga memberikan ceramah tentang pengendalian polusi cair, padat dan yang berwujud asap.

28 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KESADARAN lingkungan masyarakat kota di Australia, telah menumbuhkan satu industri baru: industri peralatan perekam dan pengendali polusi. Selusin perusahaan begituan, dua pekan lalu mengadakan pameran tiga hari di hotel Borobudur, Jakarta. Pameran di ruang Komisaris Perdagangan Australia yang sempit dan ramai seperti kaki lima Kramat Raya, memang sangat terjepit oleh waktu. Maklumlah, acara itu merupakan bagian dari pameran keliling Asia Tenggara, khususnya di Jakarta, Kualalumpur dan Manila - tiga ibukota negara ASEAN yang masih rendah kesadaran lingkungannya. Peserta pameran mewakili ketiga bidang pencemaran alam: polusi air, darat, dan udara. Mulai dari penyaring debu pabrik dan tambang, pemadat kotoran padat untuk digunakan menimbuni tanah-tanah becek, sampai pada mobil sampah yang juga sambil jalan mencincang dan memadatkan sampah pabrik dan rumah tangga. Ada yang sudah punya konsumen di Indonesia, ada yang baru sedang mencari agen - misalnya alat pembasmi ganggang (algae) - dan ada yang berhasil memancing order baru. Misalnya truk-truk sampah berkapasitas 4 ton yang dipesan DKI untuk pembersihan sampah di kampung-kampung yang sudah diperbaiki (MHT). Sedang Kotamadya Surabaya memesan 6 truk sampah a 5 ton. Sampah Dikubur Selain pameran statis itu. tiap hari disampaikan ceramah tentang pengenualian polusi cair. polusi padat. dan polusi berwujud asap. John Barton, seorang ahli perawatan air, berbicara tentang bahaya gas berbau dalam air buangan pabrik dan rumah tangga daya tariknya terhadap serangga, serta penanggulangan bibit penyakitnya melalui proses chlorination. Itu bukan barang baru buat orang sini. Yang lebih relevan dengan munculnya 1001 pabrik yang membuang air ampasnya di pinggiran kota-kota besar adalah meningkatnya asam sianida (HCN), cairan buangan pabrik-pabrik tekstil, serta ampas padat yang mudah larut dan hanyut, seperti aluminium sulfat, abu soda, kapur, zat-zat kimia hasil elektrolisa, dan lain-lain. Menarik pula ceramah K.I. Birkett, manajer teknik Applied Engineering Pty. Ltd. yang membahas pengendalian polusi benda padat. "Ada dua pilihan dalam pengendalian polusi padat", kata Birkett, yakni sampah itu dipakai untuk menguruk tanah, atau dibakar. Pilihan pertama, memang cocok untuk daerah yang tipis penduduknya dan masih banyak tanah kosong. Hanya saja, perlu diperhatikan polusi berantai yang timbul karena penimbunan sampah organis yang belum terurai dan menyatu dengan tanah. Namun Birkett lebih condong pada pilihan yang kedua: pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar. "Apa gunanya mengubur enerji yang terkandung dalam sampah itu?", tanya ahli polusi itu sembari mengutip anjuran Jimmy Carter, supaya rakyat Amerika mengubah berton-ton sampah yang terkumpul tiap hari menjadi sumber enerji. Kalau diolah secara sempurna, setiap kilo sampah dapat menghasilkan 3500 Kilokalori panas. Ini dapat dicapai, kalau gas bahan bakar dengan suhu sampai 1000ø C dapat disadap dari sampah itu. Untuk itu, perusahaan yang diwakili Birkett telah menciptakan mesin pyrolytic incinerator yang menguraikan sampah padat itu dengan suhu tinggi dalam atmosfir yang miskin zat asam. Alat ini dapat memanfaatkan gas-gas hidrogen, karbon mono-oksid, metana dan hidrokarbon-hidrokarbon lainnya dalam sampah untuk mencapai suhu di atas 1000ø C dengan asap buangan yang halus sekali: 0,4 gram per mikron, yang masih dapat diterima oleh dinas pengawasan polusi. Dari sudut penyebaran kesadran lingkungan, pameran yang hanya tiga hari itu mungkin masih terlalu singkat. Juga ke-12 produk yang dipamerkan di situ, baru merupakan contoh kecil saja dari kemajuan industri alat-alat pengendalian polusi Australia. Berhasil tidaknya mereka 'jualan' di sini, juga tergantung pada iklim pemeliharaan kelestarian lingkungan di Indonesia. Khususnya di kota-kota besar, yang kini dikelilingi dan dirasuki pabrik modern, peraturan anti-polusi belum diterapkan secara ketat. Di samping itu, keputusan untuk membeli dan memasang peralatan anti-polusi, biasanya lebih murah dan tepat pula saatnya diambil sebelum pabrik berdiri. Jadi pada taraf disain. Sebab pencangkokan alat anti-polusi pada pabrik yang sudah lama berjalan akan jauh lebih mahal, dan kurang efisien. Teknologi Sentris Selain itu, pameran anti-polusi ini karena didukung oleh pabrik-pabrik peralatannya - sangat teknologi-sentris. Cara. pendekatan lain dalam pemeliharaan kelestarian lingkungan, misalnya dengan memanfaatkan tanaman dan hewan, tidak mendapat tempat. Padahal di Singapura misalnya, pohon-pohon yang ditanam dalam rangka penghijauan di dekat kawasan industri sengaja dipilih yang daunnya kuat menyerap karbon dioksid dan karbon mono-oksid. Sedang di Inggeris, tingkah-laku jenis ikan tertentu digunakan untuk mengawasi kadar polutan dalam air buangan pabrik yang melintasi bak ikan dulu sebelum muntah ke kanal atau sungai. Bagi Indonesia, cara pengawasan dan pengendalian polusi model begini, mungkin lebih murah dan tak kalah efektifnya. Paling tidak, dapat dikombinasi dengan cara-cara yang padat-teknologi. Masalah sampah di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, juga bukan soal ada-tidaknya mobil sampah saja. Tapi juga soal partisipasi penduduk sendiri dalam mengamankan sampah organis di rumah sendiri. Bukan dengan dibakar, yang hanya memindahkan polusi dari darat ke udara, dengan radius yang lebih jauh. Tapi lebih baik lagi kalau dapat diolah sendiri menjadi rabuk untuk tanaman pekarangan, yang juga berarti uenciptakan lingkungan yang lebih segar. Selain itu, sebagian besar sampah kota-kota di Jakarta dan Surabaya - juga kota-kota pantai lainnya di Indonesia tidak dibuang di darat, melainkan di air. Karena itu, perahu pengangkut sampah yang dulu dikenal di kali-kali kota Betawi ada baiknya diberi perhatian yang seimbang dengan truk-truk pengumpul sampah bikinan Australia. Perahu begini, malah tak perlu dipesan di luar negeri: murah, dan tanpa komisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus