Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Ahli dan peneliti longsor dari Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, Adrin Tohari, mengatakan penyebab longsor tebing di Sumedang adalah curah hujan lebat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat musim hujan sekarang ini kondisinya masih berpotensi terjadi longsor susulan. “Harus ada yang memantau pergerakan tanahnya,” kata dia saat dihubungi Senin, 11 Januari 2021.
Baca:
Longsor Sumedang, Polisi Dalami Izin Pembangunan Pemukiman di Desa Cihanjuang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejadian tanah longsor dan susulannya terjadi di Dusun Bojong Kondang, RT 03, RW 10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu, 9 Januari 2021. Saat hujan lebat disertai petir dan angin kencang itu, tebing setinggi 20 meter dan sepanjang 40 meter ambrol.
Material longsor Sumedang menerjang 14 rumah hingga rusak berat dan menewaskan sedikitnya 13 orang dari longsor pertama sekitar pukul 16.00 WIB hingga longsor susulan pada pukul 19.30 WIB.
Adrin mengatakan lereng yang longsor itu berupa cekungan. Efeknya air akan mengumpul di sana sehingga lereng jadi banyak air. Dengan hujan lebat, lereng yang kemudian longsor itu jadi mudah jenuh air. “Sehingga lebih tidak labil dibandingkan lereng-lereng di sampingnya,” ujar Adrin. Jenis longsor itu menurutnya adalah luncuran.
Di lokasi bencana itu masih berpotensi longsor susulan dari air hujan maupun air dari bagian atasnya yang padat oleh perumahan. Longsor telah meruntuhkan dan memutuskan jalan raya di atas tebing, juga sebagian rumah di atasnya tergerus.
Adrin menyarankan di bekas tebing yang longsor itu ditutupi terpal. “Tujuannya supaya air hujan tidak menjenuhkan tanah lereng yang longsor,” kata Adrin. Buangan air dari atas tebing juga harus dicegah masuk ke lokasi longsor.
Adapun lereng sekitar tebing yang longsor dinilai kecil kemungkinan ikut ambrol. Adrin menilai kondisi tanahnya lebih stabil. Namun begitu, menurutnya, pemukiman warga di lokasi longsor harus dikosongkan paling tidak selama musim hujan berlangsung.
ANWAR SISWADI