Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Begini Perubahan Iklim Mempengaruhi Krisis Pangan Dunia

Krisis pangan dunia dapat terjadi karena situasi iklim dan cuaca yang buruk. Terdapat faktor yang mengurangi kualitas tanaman, seperti CO2, tingkat suhu, dan curah hujan.

24 Juni 2022 | 17.21 WIB

Pemandangan air terjun Jagala yang membeku saat musim dingin di Estonia, 11 Januari 2022. Cuaca dingin ekstrem melanda sejumlah negara di belahan dunia utara. Foto: Sander Ilves/Postimees
Perbesar
Pemandangan air terjun Jagala yang membeku saat musim dingin di Estonia, 11 Januari 2022. Cuaca dingin ekstrem melanda sejumlah negara di belahan dunia utara. Foto: Sander Ilves/Postimees

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, New York -Salah satu penyebab krisis pangan dunia disebabkan oleh situasi iklim dan cuaca. Akibatnya, hasil panen yang ditanam akan menjadi menurun. Di saat bersamaan harga pangan pun akan meningkat tajam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir weforum.org, terdapat fluktuasi sebanyak 30 persen untuk tanaman yang ditanam per hektar akibat perubahan iklim di setiap tahunnya di tingkat global.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Misalnya dalam laporan PBB berjudul Hunger Hotspot, Somalia secara tiga musim berturut-turut mengalami defisit curah hujan.

Hal ini membuat ketersediaan pangan semakin terbatas. Alhasil, Somalia semakin bergantung dengan impor gandumdari Federasi Rusia dan Ukraina.

Begitu pula dengan Guinea dan Benin. Kawasan ini memiliki hujan yang tidak menentu dan di bawah normal. Kondisi ini membuat rentan membuat pertanian kurang maksimal. 

Sementara di Tanjung Verde (Cape Verde), sudah terjadi lima kali musim kering berturut-turut. Menyimpulkan bahwa negara ini berpotensi terhadapa krisis pangan berkelanjutan.

Faktor dari Perubahan Iklim

Beragam hal mampu mengakibatkan kualitas tanaman menurun, bahkan menjadi rusak. Berikut adalah faktor-faktor dari perubahan iklim pada tanaman:

Melansir climatechange.chicago.gov, faktor pertama adalah peningkatan suhu di suatu tempat. Beberapa daerah mungkin memiliki tingkat pemananasan yang ideal. Sebaliknya, jika suatu daerah memiliki suhu yang sangat tinggi, maka hasilnya pun ikut menurun.

Faktor lainnya adalah tingkat karbondioksida yang sangat tinggi. Umumnya, karbondioksida mampu mendukung tanaman untuk tumbuh. Namun, faktor seperti perubahan suhu, nutrisi, dan ozon menghambat potensi pertumbuhan.

Lalu, karbondioksida juga dinilai kurang baik bagi tanaman karena mengurangi konsentrasi protein dan mineral penting. Misalnya pada tanaman gandum, kedelai, dan beras.

Sehu dan curah hujan yang ekstrim pun menjadi faktor yang membuat tanaman susah tumbuh. Apalagi ketika cuaca ekstrim menyebabkan banjir di kawasan tempat panen yang terakumulasi bisa berujung ke krisis pangan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus