Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 19 - 22 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prakirawan BMKG Estri Diniyanti mengatakan, bibit siklon 93W (1.6LU 105.3BT) di Laut Cina Selatan dan bibit siklon 99S (10.8LS 128.7BT) di Laut Timor selatan Maluku Barat Daya atau Tenggara NTT memicu peningkatan kecepatan angin dan gelombang tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Estri, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Barat Laut - Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 8 - 30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8 - 30 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Banten, Laut Natuna Utara, Selat Makassar, Laut Flores, dan Laut Arafuru," kata Estri melalui keterangan tertulis, Rabu, 19 Februari 2025.
Kondisi angin tersebut, kata Estri, menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 - 2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta, Samudra Hindia selatan Bali, Samudra Hindia selatan NTB, Selat Bali bagian selatan, perairan selatan Pulau Lombok, Laut Arafuru bagian tengah, Laut Arafuru bagian timur, dan Laut Sulawesi bagian timur.
Gelombang serupa, menurut Estri, juga berpotensi terjadi di Samudra Pasifik utara Maluku, Samudra Pasifik utara Papua Barat, Selat Malaka bagian tengah, Samudra Hindia barat Kep. Nias, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan NTT, perairan selatan Pulau Bali, Selat Lombok bagian selatan, Laut Arafuru bagian utara, Laut Arafuru bagian barat, Laut Banda, Laut Maluku Samudra Pasifik utara Papua, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya. "Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata Estri.
BMKG mengimbau masyarakat agar selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan untuk menghindari kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Ia meminta kapal tongkang waspada kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. "Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang mengalami gelombang tinggi diimbau untuk tetap selalu waspada," kata Estri.