Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BMKG: Bukit Algoritma Sukabumi Diapit Sepasang Sesar Gempa Aktif

Bukit Algoritma diinginkan menjadi pusat pengembangan industri dan teknologi 4.0 yang dimimpikan menjadi Silicon Valley ala Jawa Barat.

15 April 2021 | 04.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Kawasan Bukit Algoritma yang berada di Kabupaten Sukabumi, diapit dua sesar aktif. BMKG menyatakan sumber gempa yang mengapit daerah Cikidang dan Cibadak itu adalah Sesar Citarik dan Sesar Cimandiri. “Ya memang Sukabumi daerah rawan gempa,” kata Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG yang dikonfirmasi, Rabu 14 April 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sesar Cimandiri yang garisnya hampir mendatar berarah barat-timur, bagian selatannya bergerak ke daratan sementara bagian utaranya ke arah lautan. Sementara Sesar Citarik berarah timur laut-barat daya memanjang dari laut sampai ke Bogor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan riwayat gempa yang dikumpulkan, setidaknya ada 11 kejadian gempa yang merusak di sekitar dua lokasi proyek bakal Kawasan Ekonomi Khusus dan Bukit Algoritma di Kabupaten Sukabumi itu. Walau begitu menurut Daryono, daerah di Cikidang dan Cibadak boleh saja dibangun. “Yang penting strukturnya bangunan tahan gempa dan mangacu building code, sehingga dapat mengurangi risiko  jika terjadi gempa,” ujarnya.

Beberapa catatan gempa merusak di wilayah itu seperti 12 Juli 2000 yang merusak 1.900 rumah, 12 Juni 2011 merusak 136 rumah, 4 Juni 2021 merusak 104 rumah, 8 September 2012 merusak 560 rumah. Kemudian gempa darat pada 11 Maret 2020 merusak hingga 760 rumah.

Sebelumnya diberitakan, tiga perusahaan akan menjadi pengendali di balik pembangunan Bukit Algoritma di kawasan Cibadak dan Cikidang, Sukabumi. Bukit Algoritma diinginkan menjadi pusat pengembangan industri dan teknologi 4.0 yang dimimpikan menjadi Silicon Valley ala Jawa Barat.

Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Kiniku Nusa Kreasi, PT Bintang Raya Lokalestari, dan PT Amarta Karya. Kiniku Nusa Kreasi dan Bintang Raya Lokalestari—keduanya tercatat sebagai perusahaan swasta yang menjadi inisiator pembangunan Bukit Algoritma.

Kiniku Nusa Kreasi merupakan perusahaan penyedia solusi teknologi dan komunikasi yang berdiri sejak tiga tahun lalu. Dalam dokumen permintaan sertifikasi elektronik tertarikh 1 April 2019, tertulis bahwa CEO Kiniku Nusa Kreasi adalah Tedy Tri Tjahjono. Tedy juga merupakan Sekretaris Gerakan Inovator 4.0, sebuah gerakan inovasi yang didirikan oleh politikus PDIP sekaligus Komisaris PTPN V, Budiman Sudjatmiko.

Kiniku kemudian membangun kerja sama operasi atau KSO dengan Bintang Raya Lokalestari. Bintang Raya Lokalestari yang saat ini dipimpin Dhanny Handoko sebagai direktur utama merupakan perusahaan pemilik lahan perkebunan seluas 888 hektare. Lahan inilah yang akan menjadi cikal-bakal kawasan Bukit Algoritma yang diapit sesar gempa aktif tersebut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus