TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau adanya sirkulasi siklonik di Kalimantan bagian utara, penyebab hujan sepanjang Senin dinihari di Samarinda. Hujan intensitas sedang dan lebat yang merata sejak Minggu malam sampai Senin pagi kemudian menyebabkan banjir di kota itu. "Sirkulasi siklonik terpantau di Kalimantan bagian utara sehingga menyebabkan hujan di Kalimantan. Banjir di Samarinda karena ada sirkulasi siklonik itu," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, A. Fachri Radjab, dalam konferensi pers terkait waspada La Nina dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin 18 Oktober 2021. Dijelaskan Fachri, sirkulasi siklonik merupakan daerah pertemuan angin sehingga terjadi penumpukan massa udara yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan. Selain faktor sirkulasi siklonik itu, sebagian wilayah Kalimantan juga telah memasuki musim hujan. Kota Samarinda dikepung banjir pada Senin sekitar pukul 07.00 Wita. Sebelumnya, hujan dengan intensitas sedang dan lebat mengguyur merata di kota ini sejak tengah malam hingga Senin pagi. Selain musim hujan, BMKG juga mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terkait adanya fenomena La Nina yang telah terdeteksi dengan intensitas lemah. Prediksinya, La Nina akan tumbuh hingga intensitas sedang (moderate) sampai Februari 2022 yang dapat meningkatkan curah hujan. BMKG meminta pemerintah daerah mewaspadai bencana hidrometeorologi yang mungkin mengikutinya, seperti banjir dan tanah longsor. Baca juga:5 Cuaca Ekstrem dari Sumbawa sampai Bogor karena Pancaroba Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.