Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BNPB: 7.000 Lebih Warga Mengungsi Imbas Banjir di Kota Gorontalo

Banjir ini menjadi yang terparah di Gorontalo pada pertengahan tahun 2024

15 Juli 2024 | 11.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga mengungsi dengan menggunakan perahu di Tilango, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Jumat, 12 Juli 2024. Pemerintah setempat mendata 9.370 warga dari delapan desa di Kecamatan Tilango terkena dampak banjir luapan Danau Limboto, Sungai Tapodu dan Bulango. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 7.000 orang mengungsi akibat banjir menggenangi sebagian besar wilayah Kota Gorontalo sejak Rabu, 10 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan laporan yang diterima BNPB pada Senin, 15 Juli 2024, genangan air di beberapa wilayah berangsur surut. Sebelumnya, air merendam Kota Gorontalo dengan ketinggian 30-150 sentimeter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan banjir ini merupakan yang keempat kalinya selama bulan Juli 2024.

"Intensitas hujan yang tinggi pada 10-13 Juli 2024 disertai kondisi geografis wilayah Kota Gorontalo yang berupa cekungan menyebabkan banjir ini menjadi yang terparah di Gorontalo pada pertengahan tahun 2024," kata Muhari dikutip Tempo dari siaran pers, Senin.

Sebanyak 47 kelurahan di sembilan kecamatan Kota Gorontalo terdampak banjir, di antaranya Kecamatan Kota Barat, Kota Utara, Kota Selatan, Kota Tengah, Kota Timur, Dumbo Raya, Hulonthalangi, Dungingi, dan Sipatana. Muhari menyebutkan jumlah rumah terendam banjir mencapai 4.686 unit.

Selain banjir, beberapa kelurahan juga turut terdampak tanah longsor, di antaranya Kelurahan Tenilo (Kecamatan Kota Barat), Kelurahan Pohe (Kecamatan Hulanthalangi), Kelurahan Leato Utara, Leato Selatan, Botu dan Talumolo di Kecamatan Dumbo Raya. "Satu orang warga Kecamatan Kota Barat meninggal dunia akibat tertimbun material longsor," ucapnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo mengandeng pemerintah daerah dan lintas sektor melaksanakan upaya tanggap darurat berupa evakuasi warga, pendirian pos pengungsian, dan pendirian dapur umum, evakuasi sarana dan prasarana umum terdampak, hingga pengerukan material longsor dan pembersihan residu banjir.

Total pos pengungsian yang telah didirikan sebanyak 59 titik yang tersebar di tiap kelurahan. "Jumlah total warga mengungsi per 13 Juli 2024 sebanyak 7.486 jiwa" ucapnya.

Sebelumnya, Wali Kota Gorontalo telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor dengan Nomor 256/6/VII/2024 selama 14 hari terhitung sejak tanggal 11 Juli 2024 sampai dengan 24 Juli 2024.

 

 

 

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus