Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lubukbasung - Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) gagal mekar di Jorong Balai Ahad, Kecamatan Lubukbasung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Bunga bangkai setinggi lebih dari satu meter itu layu diduga karena terlalu sering dijamah, selain faktor cuaca panas karena lokasi tumbuh berada di daerah terbuka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bunga bangkai ini belum mekar sempurna dan seharusnya bakal sempurna beberapa hari ke depan," kata Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Ade Putra, di Lubukbasung, Senin 12 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ade menerangkan kalau bunga bangkai dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Di Lubukbasung, bunga langka itu muncul di kawasan Perumahan Yumira di Lolong. Lokasi tumbuhnya berada di depan rumah warga setempat dengan tanah yang berpasir.
"Hebat bunga itu tumbuh, padahal biasanya di tanah mempunyai humus yang banyak atau berwarna hitam," katanya.
Pemilik rumah, Arisman (57), menyalahkan banyak warga lain yang melakukan swafoto sembari menyentuh bunga itu ikut menyebabkan bunga layu sebelum waktunya. Belum lagi, dia menambahkan, anak-anak yang karena penasaran ataupun usil terhadap bunga itu.
Arisman menuturkan, warga sekitar sering mengunjungi bunga semenjak mengeluarkan kelopak beberapa hari lalu. Dia menghitung, ada sekitar puluhan warga mengunjungi bunga sembari selfie. "Pengunjung melihat bunga dari pagi sampai pukul 19.00 WIB," katanya.
Bunga bangkai itu pertama kali ditemukan di depan rumah beberapa pelan lalu. Setelah itu, bunga itu meninggi dan mengeluarkan kelopak.