Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para korban banjir bandang di Nagari Ganting Mudiak Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) mengaku kekurangan pasokan bahan makanan dan peralatan bayi. Akses jalan menuju salah satu nagari—wilayah administratif selevel desa—Kecamatan Sutera itu terputus akibat air bah yang melanda sejak 7 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sudah kekurangan bahan makanan. Ada bantuan masuk, tapi distribusinya agak lama," kata Ipas, warga Kampung Batang Bala di Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantih, ketika ditemui Tempo pada Senin, 11 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ipas, makanan yang dikonsumsinya saat ini merupakan pemberian keluarganya dari daerah yang tidak terdampak banjir. Ipas menyebut makanan dan perlengkapan anak-anak seperti susu dan popok sangat dibutuhkan. "Saya makan dengan 2 anak hanya dari pemberian saudara di luar. Ini sudah hari ke-5.”
Kepada Tempo, Ipas sempat bercerita mengenai rumahnya yang habis diterjang banjir bandang. “Lihatlah. Sudah rata," katanya sambil menunjuk puing-puing reruntuhan.
Banjir di Kampung Batang Bala kali ini menjadi hal yang baru bagi Ipas. Pasalnya, tinggi air kini melewati 1 meter. Debit air pun jauh lebih besar dibanding banjir sebelumnya. Dia berharap pasokan makanan segera datang, terutama karena sudah masuk Ramadan.
Samsul, warga Kampung Langgai di Nagari Gantiang Utara juga mengeluhkan hal serupa. Pengiriman bantuan makanan ke wilayahnya juga terganjal jalan yang terputus. "Kalau untuk 2-3 hari masyarakat masih ada cadangan makanan. Ini sudah hari ke 5," ucapnya.
Tak ingin menunggu, Samsul memutuskan untuk menjemput pasokan makanan. Dia mengaku sempat menjemput beras menggunakan sepeda motor. Bahan makanan itu berada di lokasi yang bisa dijangkau oleh mobil dari luar area banjir.
Wali Nagari Ganting Mudiak Utara Surantih, Suheldi, juga menyebut banjir kali ini berbeda dari yang pernah terjadi di wilayahnya. Akses jalan sebelumnya tidak pernah terputus akibat genangan air.
“Biasanya kami juga sering dilanda banjir, tapi tidak separah kali ini,” tutur dia.
Suheldi mengatakan kawasan Nagari Ganting Mudiak Utara Surantih diisi 2.681 orang penduduk. Dari hitungan sementara, banjir kali ini merusak 80 unit rumah di daerah tersebut, baik yang rusak berat maupun ringan. “Rumah warga ada juga yang hilang dibawa banjir.”
Pilihan Editor: Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan