Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Jakarta cenderung cerah berawan pada hari ini, Ahad, 18 Agustus 2024. Prediksi cuaca nihil hujan ini juga untuk kota-kota lain di wilayah Jabodetabek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk keterangan tertulis BMKG ihwal cuaca pada akhir pekan ini, wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu diperkirakan cerah berawan sejak Ahad dinihari hingga pukul 07.00 WIB, pagi ini. Sedangkan kondisi Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat cenderung berawan. Dengan begitu, masyarakat yang beraktivitas di area car free day (CFD) pada pagi ini tidak perlu merisaukan potensi hujan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menjelang pukul 13.00 WIB, Ahad siang nanti, wilayah Jakarta Barat mulai cerah berawan. Sebaliknya area Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu justru mulai berawan. Suhu udara sepanjang hari ini tak akan lebih dari 24-32 derajat Celcius, sementara kelembapan udaranya 65-90 persen.
Sekitar pukul 13.00 WIB hingga 19.00 WIB nanti, cuaca di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur masih berawan. Namun, BMKG tidak mencatat adanya potensi hujan hingga esok dinihari. Dalam catatan BMKG, pola angin sedang bergerak dari timur laut ke tenggara dengan kecepatan 2-15 kilometer per jam.
Perkembangan cuaca di kota tetangga Jakarta juga nyaris serupa. Kota Tangerang, Banten, diprediksi cerah dengan minim awan sejak Ahad pagi pukul 06.00 WiB, hingga tengah hari ini. Cuacanya mulai berawan sejak siang hingga malam.
Kota Bekasi di Jawa Barat juga cerah sejak pagi hingga sekitar pukul 10.00 WIB nanti. Sejak siang, Bekasi akan cerah berawan. BMKG mencatat potensi udara kabur di area Bekasi pada pukul 14.00 WIB nanti. Seperti yang disosialisasikan oleh BMKG sebelumnya, udara kabur atau udara berkabut adalah fenomena atmosfer terkait jernih atau keruhnya udara yang mempengaruh jarak pandang.
Cahaya matahari menjadi buram akibat partikel-partikel melayang di atmosfer sehingga menghamburkan sinar datang cahaya matahari. Konsentrasi partikel yang melayang-layang itu bisa datang karena polusi udara, kebakaran hutan, aktivitas pertanian, debu dan partikel kering, atau kondisi cuaca.