Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

COP 15, PBB Desak Dunia Berinvestasi Lebih Banyak pada Keanekaragaman Hayati

Saat ini sebagian besar negara menghabiskan lebih banyak dana untuk menyubsidi kegiatan yang menghancurkan keanekaragaman hayati.

10 Oktober 2021 | 19.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah aktivis dan warga menanam bibit bakau di perairan pantai Pulau Harapan, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu, 22 Mei 2021. Penanaman bakau oleh Yayasan Kehati dan lembaga Divers Clean Action (DCA) di Pulau Harapan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia sekaligus sebagai kampanye pelestarian hutan bakau (mangrove) sebagai pelindung kawasan pesisir dan habitat bagi aneka ragam hayati. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kunming - Putaran baru perundingan tentang keanekaragaman hayati global (COP 15) akan dimulai di Kunming, Cina, pada Senin, 11 Oktober 2021, dengan tujuan membangkitkan momentum pascaperjanjian 2020 yang ambisius untuk membalikkan kondisi kerusakan habitat yang disebabkan oleh perambahan manusia dan perubahan iklim selama puluhan tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjelang pertemuan, seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Minggu, mengatakan komunitas global harus berinvestasi lebih banyak serta meningkatkan skala dan kecepatan dalam melindungi alam dan mencegah kepunahan spesies.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saat ini sebagian besar negara menghabiskan lebih banyak dana untuk menyubsidi kegiatan yang menghancurkan keanekaragaman hayati daripada yang kita belanjakan untuk melestarikannya, kondisi ini harus berubah," kata Wakil Sekretaris Eksekutif Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati David Cooper dalam pengarahan pers pada Minggu, sehari sebelum pertemuan tersebut.

Menurut Cooper, para menteri yang menghadiri pertemuan yang akan berlangsung secara virtual itu perlu menunjukkan lebih banyak ambisi dan memberikan arah politik yang jelas kepada para perunding, yang akan membahas kesepakatan akhir di Kunming pada Mei tahun depan.

Kelompok-kelompok lingkungan mengatakan tidak ada waktu yang terbuang untuk melindungi habitat dan memperlambat tingkat kepunahan, terutama setelah pemerintah gagal menyelesaikan salah satu target keanekaragaman hayati 2020 yang disepakati di Aichi, Jepang, satu dekade sebelumnya.

Namun, Cooper mengatakan tingkat urgensi masih belum cukup. PBB ingin negara-negara berkomitmen untuk melindungi 30 persen dari daratan mereka pada 2030. Komitmen tersebut telah disetujui oleh Amerika Serikat dan negara lainnya.

Cina belum membuat komitmen, meskipun menerapkan sistem "batas perlindungan ekologis" yang telah menempatkan 25 persen wilayahnya di luar jangkauan pengembang.

Cooper mengatakan kepada wartawan bahwa penting bagi semua negara untuk melindungi lebih banyak ekosistem mereka, tetapi itu tidak akan cukup untuk memperbaiki hilangnya keanekaragaman hayati. Dia mengatakan lebih banyak komitmen diperlukan untuk mengelola 70 persen lainnya.

Dia mengatakan pandemi global telah memicu urgensi baru dalam perlindungan keanekaragaman hayati, tapi dia memperingatkan bahwa ini belum tercermin dalam langkah-langkah stimulus biasa pasca-Covid-19.

"Kita harus memastikan... (stimulus) itu memperkuat keanekaragaman hayati dan tidak menambah masalah. Secara global, jika Anda melihat-lihat, paket stimulus membuatnya lebih buruk, bukannya lebih baik," ujar Cooper.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus