Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan ringan akan mengguyur beberapa wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sejak Rabu siang menuju malam, 16 April 2025. Cuaca kemungkinan masih basah dengan tingkat kelembapan udara sekitar 70-95 persen. Angin sedang bertiup ke tenggara dengan kecepatan 5-20 kilometer per jam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk prediksi cuaca 24 jam yang diterbitkan BMKG pada Selasa malam kemarin, ada potensi hujan berintensitas ringan yang turun di empat wilayah dalam DKI Jakarta pada pukul 01.00 WIB, Rabu dinihari. Prediksi serupa juga untuk Kota dan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, serta Kota dan Kabupaten Bekasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Rabu dinihari, hujan kategori sedang mengguyur Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, serta Kota Depok. Ada juga hujan lebat di Kota dan Kabupaten Bogor. Suhu udara di Bogor tercatat sekitar 22-32 derajat Celcius, lebih rendah dari wilayah di Jabodetabek lain yang suhunya berkisar 26-31 derajat Celcius.
Menjelang pagi, mayoritas area di Jabodetabek cenderung berawan tebal. Hujan ringan masih turun di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, dan Kabupaten Bogor hingga tengah hari nanti. Kota Depok juga mulai diguyur hujan.
Sejak siang menjelang malam nanti, hujan kategori sedang mengguyur sebagian Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor, serta Kabupaten Bekasi. Di saat yang sama, hujan ringan juga diprediksi turun di seluruh area Jakarta, kecuali di Kepulauan Seribu.
Tim BMKG sebelumnya menyatakan durasi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia bakal lebih pendek dibanding biasanya pada tahun ini. Musim kemarau lebih pendek meski saat ini, hingga semester dua 2025 nanti, fenomena iklim global seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dari Samudra Pasifik, serta dan Indian Ocean Dipole (IOD) dari Samudra Hindia, sedang berada dalam fase netral.
Faktor pemicunya adalah suhu muka laut di Indonesia yang saat ini cenderung lebih hangat daripada kondisi normal. Anomali diperkirakannya bertahan hingga September mendatang.
Pilihan Editor: Mumi dari Zaman Sahara Hijau 7.000 Tahun Lalu Ditemukan