Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Fenomena Langka, Menanti Supermoon Kembar Pada 1 dan 31 Agustus 2023

Dua supermoon yang serupa akan menghiasi langit pada 1 dan 31 Agustus 2023. Sebuah peristiwa astronomi langka, dalam satu bulan 2 supermoon tampak.

31 Juli 2023 | 18.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebuah traktor terlihat di lapangan saat Supermoon terlihat di langit, dekat kota Ashkelon, Israel selatan, 3 Juli 2023. REUTERS/Amir Cohen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Agustus mendatang, tepatnya 1 dan 31 Agustus 2023 akan tampak supermoon. Fenomena ini dapat disaksikan pada malam pertama Selasa ketika bulan purnama terbit di tenggara sehingga tampak sedikit lebih cerah dan lebih besar dari biasanya. Sebab, jarak bulan akan lebih dekat dari biasanya hanya sekitar 357.530 kilometer. Waktu untuk menyaksikan supermoon secara spesifik adalah pada malam 30 Agustus 2023. 

“Malam musim panas yang hangat adalah waktu ideal untuk menyaksikan bulan purnama terbit di langit timur dalam beberapa menit setelah matahari terbenam. Fenomena itu terjadi dua kali pada Agustus," kata  pensiunan astrofisikawan NASA, Fred Espenak atau kerap dijuluki Mr. Eclipse karena keahliannya mengejar gerhana, sebagaimana diberitakan apnews.com

Supermoon

Supermoon terjadi ketika orbit bulan paling dekat (perigee) ke bumi pada saat yang sama ketika bulan penuh datang. Istilah supermoon diciptakan pada 1979 dan sering digunakan untuk menggambarkan bulan purnama perigean yang sering disebut para astronom.

Bulan purnama perigean merupakan bulan purnama yang terjadi di dekat atau ketika bulan berada pada titik terdekat dalam orbitnya mengelilingi bumi. Istilah ini memberikan preferensi pada keselarasan geometris matahari-bumi-bulan. Selain itu, istilah juga memungkinkan terjadinya perigee ke periode waktu lebih luas daripada instan perigee yang sebenarnya.

Saat supermoon terjadi, beberapa perigees bulan lebih dekat dari yang lain. Bentuk orbit bulan akan berubah seiring waktu karena adanya pengaruh gravitasi matahari dan planet-planet lain di sekitar. Perigees dan apogee ekstrem atau titik paling jauh di orbit terjadi berdasarkan prediksi para ilmuwan. Akibatnya, terjadi sesuatu yang tidak biasa berupa ada bulan purnama pada waktu sama dengan perigee ekstrim.

Merujuk solarsystem.anas.gov, jari-jari sudut dan diameter bulan purnama perigean yang ekstrem akan tampak sedikit lebih besar daripada bulan purnama lainnya. Inilah yang membedakan supermoon dengan bulan lainnya.

Supermoon memiliki ukuran 2 persen lebih besar dari rata-rata bulan purnama perigean. Selain itu, juga berukuran sekitar 8 persen lebih besar dari penampilan bulan purnama pada jarak rata-rata dari bumi. Lalu, sekitar 14 persen supermoon lebih besar dari rata-rata bulan purnama apogean

Selain perbedaan yang cukup signifikan terkait supermoon dengan bulan lainnya, terdapat  pula keistimewaan dari bulan ini. Adapun, keistimewaan dari supermoon, yaitu:

  • Bulan mengorbit bumi dalam elips dan oval yang membawanya lebih dekat dan lebih jauh dari bumi ketika berputar.

  • Titik terjauh dalam elips ini yang disebut apogee dan rata-rata berjarak sekitar 405.500 kilometer dari bumi.

  • Titik terdekatnya adalah perigee yang merupakan jarak rata-rata sekitar 363.300 kilometer dari Bumi.

  • Saat bulan purnama muncul di perigee cahaya akan sedikit lebih terang dan lebih besar dari bulan purnama biasa. Saat itu, fenomena supermoon baru terjadi. 

Pilihan Editor: Fenomena Supermoon Lewat Tengah Malam Nanti, Apa Saja Efeknya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus