Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jambi - Hasil nekropsi (autopsi satwa) pada Yanti, seekor Gajah Sumatera di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi mendapati adanya pendarahan di otot jantung, penebalan ventrikel di otot jantung, dan adanya pembengkakan pada organ hati. Bedah post mortem dilakukan pada gajah betina berbobot 2,8 ton itu setelah ditemukan mati pada Kamis 8 Oktober 2020.
"Dugaan sementara dari tim dokter yang menangani perawatan gajah betina tersebut kematian disebabkan oleh tetanus," kata dokter hewan spesialis gajah, Wisnu Wardana, Jumat 9 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wisnu menuturkan, Yanti ditemukan mati pada Kamis sekitar pukul 10.15 WIB. Kondisi gajah berusia 38 tahun asal habitat Kabupaten Tebo tersebut diketahui telah melemah sejak Selasa lalu. Saat itu dia diketahui kesulitan memasukkan makanan ke mulutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertolongan medis segera diberikan. Di antaranya, Yanti telah menghabiskan 130 botol infus namun tetap tidak tertolong dan mati dua hari berselang. "Pada Kamis siang gajah tersebut mati saat berada di kandangnya," kata Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh di Jambi, membenarkan peristiwa itu.
Bangkai Yanti telah dikubur agar Alfa, gajah jantan pasangan Yanti di Taman Rimba Jambi tidak mengalami stres. "Penyakit tetanus ini tidak menular, selain itu kandang Yanti sudah disemprot disinfektan," kata Wisnu lagi.
Sementara itu, sampel hasil nekropsi telah dikirim ke Balai Besar Veteriner Baso, Bukit Tinggi, Sumatera Barat.