Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Hama Tikus Menyerang Brutal, Petani di Tapsel Tinggalkan Sawahnya

Serangan hama tikus kali ini disebut masuk siklus lima tahunan. Ratusan hektare telah dirusak sejauh ini.

28 Agustus 2021 | 02.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ratusan ekor tikus yang sudah mati setelah diburu karena merusak puluhan bahkan ratusan hektate sawah padi petani di Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kamis 26 Agustus 2021. (ANTARA/HO)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, SipirokPetani di Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mulai meninggalkan sawah yang terancam gagal panen. Mereka menyerah melawan serangan hama tikus yang datang dalam jumlah besar kali ini. 

"Harapan untuk bisa panen tahun ini tipis. Satu per satu petani mulai meninggalkan lahan garapan," kata Ketua Kelompok Tani Cempaka Sorimanaon, Elliani, yang dihubungi dari Sipirok, Jumat 27 Agustus 2021.

Sebagian hamparan sawah yang mulai menunjukkan bulir padi terlihat kuning dan batangnya membusuk. Hanya dalam dua pekan, kerusakan tanaman padi telah meluas hingga ratusan hektare. 

"Kondisi mulai parah. Saat ini areal persawahan di Desa Pangaribuan, Desa Sorimanaon, Desa Tatengger, dan Desa Purba Nauli terancam gagal panen," kata Elliani merujuk luasan total 441 hektare.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia khawatir serangan merambat pula ke bagian lain dari Kecamatan Angkola Muara Tais dan Kecamatan Batang Angkola. Luas total areal sawah padi di dua kecamatan ini adalah 2.689 hektare dan dikenal menjadi lumbung padi Tapanuli Selatan. 

Kepala Desa Muaratais Dua, Nandar Batubara, menginformasikan satu warganya Alinuddin yang menyewa lahan sawahnya seluas satu lungguk (1 hektare setara enam lungguk) telah menderita gagal panen total. "Habis dibantai hama tikus," katanya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya para petani masih berharap masih bisa mendapatkan 20-30 persen panenan. Namun rupanya serangan hama tikus lebih brutal daripada yang diperkirakan. Tikus menyerang tanaman padi 10-45 hari setelah tanam.

Areal sawah di Desa Pangaribuan, Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang rusak dan terancam puso akibat serangan hama tikus, Jumat 27 Agustus 2021. (ANTARA/HO)

Koordinator BPP Huta Holbung, Kecamatan Angkola Muaratais, Erwin, menyebut serangan hama tikus saat ini menginjak siklus lima tahunan di daerah itu. Para petani sebenarnya sudah mengantisipasi dengan melakukan perburuan, tapi ternyata tak banyak membantu.

Pemakaian tiran, racun, juga tak mampu menolong menghadang serangan. "Serangan hama tikus luar biasa. Tikus-tikus itu bermigrasi dari areal sawah yang lebih dulu panen," kata Koordinator POPT-PHP Angkola Muaratais dan Batang Angkola Ali Husni.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus