Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Hujan Terus Guyur Puncak Gunung Merapi, Yogyakarta Mulai Waspadai Dampak Banjir Lahar

Hujan di puncak Gunung Merapi terdeteksi mulai pukul 12.19 WIB dan masih berlangsung hingga sore hari.

5 Desember 2024 | 17.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi Gunung Merapi terlihat dari Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Kamis, 10 Oktober 2024. TEMPO/Nufus Nita Hidayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan kondisi hujan terus menerus yang mengguyur kawasan puncak Gunung Merapi pada Kamis, 5 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hujan di puncak Merapi terdeteksi mulai pukul 12.19 WIB dan masih berlangsung hingga sore hari dengan jumlah curah 39.37 mm, intensitas 46.32 mm/jam. “Waspadai bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi serta awan panas guguran di daerah potensi bahaya,” ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, Kamis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di media sosial warga Yogyakarta, turut beredar sejumlah video amatir kondisi sungai berhulu Gunung Merapi yang menunjukkan adanya aliran banjir lahar dingin berwarna hitam keabuan dampak hujan intens itu, salah satunya Sungai Gendol di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta Noviar Rachmad mengatakan awal Desember ini potensi bencana lahar hujan akibat curah hujan tinggi semakin meningkat. “Dari data yang kami peroleh, volume material (akibat erupsi) Gunung Merapi saat ini sudah mencapai 30 juta meter kubik,” ujarnya, Kamis.

Puluhan juta material sisa erupsi itu, kata Noviar, jika disapu curah hujan tinggi akan memicu terjadinya banjir lahar dingin atau lahar hujan yang alirannya bisa terbawa sungai-sungai berhulu Merapi. Sungai-sungai itu sebagian tersambung hingga sungai yang membelah perkotaan Yogyakarta, seperti Kali Boyong yang tersambung hingga Kali Code.

“Potensi bencana lahar hujan ini berbahaya jika limpahannya sudah mencapai sungai-sungai di selatan Gunung Merapi, apalagi ketika hujan intens membawa lahar hujan itu dari hulu ke hilir, sungai-sungai yang dilalui akan mengalami peningkatan debit air secara cepat dan memicu banjir," imbuh Noviar.

Dari hasil pantauan terakhir, ketika puncak Merapi diguyur hujan intens sepanjang November, kondisi aliran sungai-sungai yang berhulu di gunung itu masih aman. Begitu juga sungai-sungai di wilayah perkotaaan. “Debit air sungai-sungai besar saat ini masih berada di bawah ambang batas, masih aman, karena alirannya belum masuk ke selatan gunung,” kata dia.

Meski Gunung Merapi masih dalam status Siaga atau Level III dan hujan intens mengguyur puncak, sejauh ini sejumlah destinasi wisata di kawasan itu masih beroperasi normal.

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus