Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo.CO, Lumajang - Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Suprijanto, mengatakan hunian tetap para pengungsi korban erupsi Gunung Semeru tahan terhadap getaran gempa yang berkekuatan hingga 7 Skala Richter (SR).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hunian tetap sebanyak kurang lebih 2.000 unit yang berada di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro tersebut menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dan diklaim sebagai rumah tahan gempa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hunian tetap untuk pengungsi korban erupsi Semeru ini sudah selesai 100 persen," kata Iwan kepada Tempo di sela-sela kunjungan kerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin ke lokasi hunian sementara dan hunian tetap pengungsi korban erupsi Semeru di Lumajang, Kamis siang, 2 Juni 2022.
Menurut Iwan, tempat yang digunakan untuk merelokasi ribuan kepala keluarga penyintas bencana erupsi Semeru saat ini sudah mendapat rekomendasi dari dari Badan Geologi, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) serta Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "Soal lahan sudah mendapat rekomendasi Badan Geologi, PVMBG dan BMKG," ujar Iwan.
Ia mengatakan letak geografis hunian tetap dan sementara ini berada di daerah yang memiliki potensi bencana letusan gunung berapi. "Ada potensi gerakan tanah," ujarnya.
Karena itu Kementerian PUPR membangun hunian tetap ini dengan teknologi RISHA. "Teknologi ini juga digunakan digunakan saat gempa tsunami Aceh, Pidie Jaya dan Gempa Lombok," kata Iwan menambahkan.
Sebanyak 1.951 unit hunian tetap para korban pengungsi erupsi Semeru ini berdiri di areal seluas lebih kurang 80 hektare di Desa Sumbermujur yang dulunya merupakan kawasan milik Perum Perhutani.
Berbeda dengan rumah pada umumnya, RISHA merupakan hunian dengan konsep bongkar pasang (knock down) dengan proses pembangunan yang tak membutuhkan semen dan bata. Pembangunan rumah bisa dilakukan dengan menggabungkan panel-panel beton dan baut.
Baca:
Catatan Erupsi Gunung Semeru 5 Bulan Terakhir, Semburkan Awan Panas dan Lava
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.