Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Cianjur - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menurunkan tim untuk mengecek keberadaan monyet langka di perkampungan di Kecamatan Cibeber, Cianjur. Surili, nama monyet yang pernah menjadi maskot PON XIX pada 2016 lalu itu, berkeliaran dan membuat geger masyarakat setempat.
"Kami langsung membuat surat tugas untuk dua orang mendatangi lokasi terkait keberadaan surili di Cianjur," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Jawa Barat, Lana Sari, saat dihubungi pada Jumat, 17 Januari 2020.
Menurut dia, tim dengan peralatan lengkap tersebut juga diturunkan untuk mencari tahu faktor penyebab surili keluar dari habitatnya di hutan. Termasuk apakah mereka adalah peliharaan yang lepas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tim akan langsung evakuasi kalau menemukan dan mengidentifikasi penyebab tiga ekor surili itu berada di lingkungan yang tidak biasanya," kata Lana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surili, monyet endemik Jawa Barat yang sempat dijadikan maskot pada PON XIX pada 2016 lalu, terlihat berkeliaran di atap balai Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, sejak dua bulan terakhir (ANTARA/Ahmad Fikri)
Tiga surili dilaporkan berkeliaran di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur, dalam dua bulan terakhir. Satwa itu membuat heboh warga yang bertanya-tanya asal muasal satwa primata itu karena sekitar kampung tak ada hutan.
Kasi Pemerintahan Desa Sukarahaja Budi Komara menerangkan, pertama kali, monyet-monyet itu terlihat mencari buah di sekitaran makam di Kampung Pasirdogong, Desa Sukaraharja yang lokasinya terletak di belakang kantor desa. "Salah satunya berukuran besar sekitar 60 sentimeter dengan bulu warna putih dan hitam dan dua ekor lainnya berukuran kecil sekitar 40 sentimeter dengan warna yang hampir sama," katanya, Kamis.