Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kubah Lava di Tengah Kawah Gunung Merapi Sudah Menjulang 45 Meter

Volume kubah lava lainnya yang ada di puncak Gunung Merapi juga terus tumbuh.

5 Maret 2021 | 19.09 WIB

Guguran material vulkanik keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat, 5 Maret 2021. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Perbesar
Guguran material vulkanik keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat, 5 Maret 2021. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan ketinggian kubah lava Gunung Merapi di tengah kawah saat ini terukur setinggi 45 meter. Hal ini berdasarkan analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara 5 Maret terhadap tanggal 1 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Ada perubahan ketinggian kubah lava di tengah kawah terukur sebesar 45 meter," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Jumat 5 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hanik mengatakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan 26 Februari – 4 Maret 2021, morfologi area puncak Gunung Merapi terus berubah. Penyebabnya adalah aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah.

Volume kubah lava Merapi lainnya yang berada di sektor barat daya juga terus tumbuh. Saat ini terukur volumenya 711.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 13.900 meter kubik/hari.

Dalam periode pengamatan sepekan ini, BPPTKG mencatat awan panas guguran terjadi sebanyak 10 kali dengan estimasi jarak luncur maksimal 1.900 meter ke arah barat daya. Guguran terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 60 mm dan durasi 171 detik. "Kejadian awan panas guguran tersebut teramati dari CCTV Pangukrejo," katanya.

Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi, sedangkan siang hingga malam berkabut. Asap putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 300 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada tanggal 27 Februari 2021 pukul 16.00 WIB. 

Selain meluncurkan 10 kali awan panas guguran dalam sepekan terakhir, Gunung Merapi juga mengalami 1 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 4 kali gempa Fase Banyak (MP), 1.135 kali gempa Guguran (RF), 71 kali gempa Hembusan (DG) dan 3 kali gempa Tektonik (TT).

"Secara umum kegempaan internal pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu, sedangkan gempa di permukaan seperti gempa guguran dan awan panas guguran meningkat," kata Hanik.
 
Hanik mengatakan pada sepekan terakhir ini juga terus terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 83 mm/jam selama 45 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 2 Maret 2021. "Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ujarnya.
 
BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.

BPPTKG juga merekomendasikan Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten sebagai wilayah yang mengelilingi Gunung Merapi agar melakukan upaya–upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi yang terjadi saat ini.  

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus