KUPON berhadiah, yang biasanya diberikan pasar swalayan atau produsen berbagai barang, kini telah merambah pula sampai ke hutan. Ini terjadi di Kalimantan Timur. Program kupon masuk hutan ini dijalankan oleh Kantor Wilayah Kehutanan Kal-Tim. Sasarannya: menghijaukan sekitar 5,1 juta hektare hutan kritis, yang ada di antara 17,2 juta hektare hutan Kal-Tim. Kawasan yang dihijaukan itu termasuk pula 10 ribu hektare yang ada di tengah 70 ribu hektare areal Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto. "Dengan menanam sejumlah pohon, masyarakat bisa mendapatkan satu lembar kupon berhadiah," ujar Kolonel Herman Sastrawinata, yang kini menjabat Kakanwil Kehutanan Kal-Tim. Hadiah total yang disediakan besarnya Rp 78 juta, hadiah pertama Rp 30 juta, dua hadiah kedua Rp 10 juta, dua hadiah ketiga Rp 5 juta, dan beberapa hadiah lain yang besarnya antara Rp 400.000 dan Rp 1 juta. "Penarikannya enam bulan sekali," ujar Herman. Penanaman pohon berhadiah ini dinamakan RPMSB (Reboisasi, Penghijauan, Menanam Spontan Berhadiah). Program ini telah dibuka sejak Januari lalu. Lewat komunikasi dari mulut ke mulut, program ini menyebar. Maka, berbondongbondonglah orang datang ke hutan -- sebagian dari mereka berasal dari korps pramuka, organisasi pemuda, pelajar, atau mahasiswa. "Siapa tahu dapat rezeki nomplok," ujar seorang pemuda. Ada pula yang datang ke situ dengan alasan lain: "Kami tak berminat pada kuponnya, kami lebih tertarik pada niat penghijauannya." Bibit yang ditanam pun macam-macam. Aren, sungkai, meranti, ada pula akasia. Bibit pohon itu diberikan secara gratis. Hasilnya telah kelihatan, di beberapa tempat bibit pepohonan itu tampak segar hijau. Sasarannya, "Dalam periode pertama ini, 5-10 ribu hektare lahan bisa dihijaukan," kata Herman. Dari kalkulasi akhir Maret lalu, 1.000.000 pohon telah ditanam pada areal hutan kritis yang 2.000 ha luasnya. Berapa kupon yang tersebar? Herman tak bisa menyebutkan angka pasti. Sebab, "Imbalan kupon tadi berbeda dari tempat ke tempat," ujarnya. Untuk tempat yang ditetapkan sebagai hutan lindung, berlaku aturan main satu kupon untuk lima pohon yang ditanam. Rasio satu kupon untuk 15 pohon berlaku di kawasan hutan produksi, dan satu kupon untuk 20 pohon ditetapkan di kawasan hutan kritis yang dipenuhi alang-alang. Jarak tanam pohon itu 3 X 3 meter, 3 X 5 meter, dan 5 X 5 meter. Jika program kupon itu berhasil, menurut Herman, dana reboisasi bakal bisa dihermat. Betapa tidak. Dengan cara konvensional (diborongkan), dana untuk menghijaukan 1 ha hutan paling tidak Rp 600 ribu. Jadi, untuk 5.000 ha, diperlukan sekitar Rp 3 milyar. Lewat kupon, dana yang diperlukan tak lebih dari Rp 100 juta. Itu sudah pula termasuk hadiah. Program kupon masuk hutan itu, menurut Ir. Komariah Kuntjoro, .Sc.Fd., pakar metode penyuluhan kehutanan dari Universitas Mulawarman, Samarinda, secara metodologi bisa diterima karena melibatkan masyarakat luas. Hanya saja dia mengingatkan, program itu bisa mubazir jika tanpa pengawasan yang ketat. "Dan pengawasannya saya kira tidak mudah," ujarnya. Herman pun mengakui, pengawasan memang menjadi masalah pada program penghijauan "cuma-cuma" itu. Tapi dia punya kiat, menjelang penarikan kupon nanti, akan ada pengecekan ke lapangan. Jika pohon yang ditanam itu mati, otomatis kuponnya dinyatakan gugur. Ide kupon masuk hutan itu, kata Herman, hasil kongko-kongko dengan beberapa pemegang HPH. "Hadiahnya juga dari mereka," ujarnya kepada Rizal Effendi dari TEMPO. Program ini pun telah mendapatkan restu dari Departemen Kehutanan Jakarta. Menteri KLH Emil Salim? "Kalau memang efektif, ya biar sajalah," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini