Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatnya kasus mucormycosis, atau yang dikenal sebagai infeksi jamur hitam, telah menambah beban India dalam menghadapi gelombang kedua Covid-19 saat ini. Hingga akhir pekan lalu, telah dilaporkan sebanyak lebih dari 120 ribu kasus tersebut, dan 300 di antaranya meninggal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepanjang Jumat pekan lalu, misalnya, dilaporkan 153 kasus baru di Delhi saja. Padahal, normalnya, tak lebih dari 20 kasus mucormycosis tercatat di seantero negara itu setiap tahunnya. Kasusnya yang meledak menyebabkan kelangkaan obatnya, Amphotericin B.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sehari sebelumnya, Kementerian Kesehatan India mengumumkan status epidemi dan meminta seluruh negara bagian melacak penyebaran kasus mucormycosis di wilayah masing-masing. Seluruh fasilitas kesehatan juga diwajibkan melaporkan setiap kasus yang ditemui.
Mucormycosis biasa ditandai dengan area hidung menghitam, pandangan yang menjadi kabur atau berbayang, sakit di dada, sesak napas, dan batuk berdarah. Penyebabnya adalah infeksi jenis jamur yang biasa ditemui di tanah, udara, dan bahkan dalam hidung dan kelenjar dalam tubuh.
Jamur itu menyebar lewat saluran pernapasan dan menggerus struktur wajah. Kadang, beberapa dokter akan melakukan operasi untuk menyingkirkan satu bola mata yang sudah terinfeksi untuk menghentikan penyebaran infeksinya mencapai ke otak.
Penyakit dengan tingkat kematian hingga 54 persen ini memiliki hubungan dekat dengan diabetes dan kondisi-kondisi yang menurunkan sistem kekebalan tubuh. Para ahli mengatakan penggunaan berlebih obat yang menekan sistem imun selama pandemi Covid-19 bisa jadi memicu berkembangnya infeksi jamur jenis ini.
Mucormycosis tidak menular antarmanusia, tapi penyebaran spora jamur itu yang berada di lingkungan seperti tanah dan udara dinilai sulit dihindari. "Bakteri dan jamur sudah ada dalam tubuh kita, tapi selama ini mereka terkontrol oleh sistem imun tubuh," kata K. Bhujang Shetty, Kepala Rumah Sakit Spesialis Mata, Narayana Nethralaya.
Ketika sistem imun turun karena terapi kanker, diabetes, atau penggunaan obat-obatan jenis steroid, Shetty menerangkan, "Organisme jamur ini mendapat peluang untuk berkembang."
Sejumlah ahli mengatakan sanitasi yang buruk dapat melambungkan risiko infeksi jamur itu. Nishant Kumar, ahli ophthalmologi di Rumah Sakit Hinduja di Mumbai, misalnya. Dia menunjuk besarnya kontaminasi dalam pipa-pipa dan tabung oksigen yang digunakan untuk pasien Covid-19.
Seorang pasien yang menderita penyakit Covid-19 menerima perawatan di bangsal sebuah rumah sakit di New Delhi, India, 1 Mei 2021. [REUTERS / Danish Siddiqui]
"Jika kekebalan tubuh Anda sedang tertekan, dan pipa-pipa oksigen itu ada pada Anda untuk jangka penggunaan yang lama, maka infeksi jamur ini memiliki peluang yang jauh lebih tinggi untuk ikut masuk," katanya.
Tapi keyakinan ini terbelah di antara sebagian ahli lainnya. Menurut SP Kalantri, dokter dan peneliti di Institut Ilmu Medis Mahatma Gandhi di Maharashtra, kondisi rumah sakit-rumah sakit sudah kotor sebelum Maret-April ketika ledakan kasus baru Covid-19 berawal di negara itu.
"Kita butuh studi epidemiologis untuk bisa memastikan kenapa kasus mucormycosis baru berkembang sekarang," katanya.
AL JAZEERA | FRANCE24 | INDIAN EXPRESS