Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq meminta Pemerintah Sumatera Selatan (Sumsel) mengantisipasi jumlah sampah makanan atau food waste yang datang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program MBG baru diuji di lima sekolah di Kota Palembang, khusus untuk jenjang TK, SD, dan SMP.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Targetnya akan ada di ratusan sekolah di Sumsel. Artinya perlu ada penanganan dan perhatian khusus untuk menangani sampah organik," katanya di sela kunjungan kerjanya ke Palembang pada Senin, 13 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hanif meminta regulator Sumsel tak sembarangan membuang sampah sisa program MBG. Dengan Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, maupun UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kementerian mengatur sanksi dan denda mengenai tata kelola limbah yang keliru.
Hanif, yang menggelar rapat koordinasi ihwal pengelolaan sampah bersama kepala daerah pada 12 Desember 2024, menyebut larangan open dumping atau penimbunan terbuka akan segera diterapkan. Pemerintah menargetkan tidak ada lagi tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah yang memakai sistem open dumping pada 2026.
Jumlah sampah makanan di Sumsel, Hanif meneruskan, mirip dengan kondisi di Surabaya, Jawa Timur. Volume rata-rata sampah makanan dari total sampah terkelola di Sumsel setiap tahunnya lebih tinggi 6 persen dibandingkan rasio di level nasional.
"Sampah makanan yang dihasilkan nasional itu sebanyak 39 persen (dari total sampah tahunan). Sedangkan di Sumsel 45 persen," tutur Hanif.
Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi masih irit bicara ketika ditanyai mengenai evaluasi program MBG yang dirancang oleh pemerintah pusat. Dia juga belum ingin berkomentar ihwal antisipasi food waste sisa program makanan bergizi tersebut.
Meski begitu, dia mengingatkan bahwa Pemerintah Kota Palembang sudah berpengalaman menjalankan program bagi-bagi makanan gratis bernama ‘Rantang Palembang’, atau juga disebut ‘Antaran Palembang’. “Makanan berlebih dari hotel-hotel di Palembang dibagikan kepada masyarakat kurang mampu,” katanya.
Pilihan Editor: Studi: Kesenjangan Kaya dan Miskin Dinilai Jadi Masalah Besar Dunia, Termasuk Indonesia