Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, Banten, menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Kepala Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, Riza Ahmad Kurniawan, mengumumkan, Bupati Pandeglang telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) terkait status siaga darurat bencana pada November 2024 sampai akhir Januari 2025. Penetapan siaga banjir ini karena bencana sudah semakin meluas dan korban yang terdampak juga bertambah.
“Jadi, bupati sudah mengeluarkan SK status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Dari SK-nya itu 11 November sampai akhir Januari 2025,” kata Riza, pada Kamis, 5 Desember 2024, seperti dilansir dari Teras.id.
Ada 18 dari 35 kecamatan di Pandeglang yang terdampak bencana banjir akibat intensitas hujan tinggi dalam empat hari. Banjir ini sudah berlangsung sejak Senin, 2 Desember 2024. Namun, saat ini, lima dari 18 kecamatan yang terdampak tersebut sudah mengalami penurunan air.
“Ini sudah masuk hari keempat, untuk banjir ada di 18 kecamatan, tapi lima kecamatan di antaranya sudah berangsur surut, dan sisanya masih dalam penanganan," kata Riza, seperti diberitakan Antara.
Adapun, daftar 18 kecamatan di Pandeglang yang terdampak banjir tersebut sebagai berikut:
- Kecamatan Cikeusik
- Kecamatan Angsana
- Kecamatan Bojong
- Kecamatan Cibaliung
- Kecamatan Cigeulis
- Kecamatan Cisata
- Kecamatan Labuan
- Kecamatan Munjul Pagelaran
- Kecamatan Pulosari
- Kecamatan Saketi
- Kecamatan Sindangresmi
- Kecamatan Sobang
- Kecamatan Sukaresmi
- Kecamatan Panimbang
- Kecamatan Picung
- Kecamatan Menes
- Kecamatan Patia
- Kecamatan Angsana.
Dari daftar tersebut, ada lima kecamatan yang sudah mulai surut, yaitu Kecamatan Menes, Kecamatan Cibaliung, Kecamatan Pulosari, Kecamatan Labuan, dan Kecamatan Cigeulis. Sementara itu, banjir paling parah terjadi di Kecamatan Patia dan Kecamatan Angsana.
Sebanyak 4.432 keluarga yang terdiri atas 15 ribu jiwa terdampak banjir. Angka ini juga mengalami fluktuatif karena masih terus dilakukan pendataan. Warga terdampak banjir masih ada yang bertahan di rumah masing-masing. Sebagian warga lainnya memilih mengungsi di Kecamatan Pagelaran.
"Insyallah akan segera surut karena kondisi cuaca saat ini intensitas hujannya juga sudah tidak terlalu tinggi, apalagi besok diperkirakan relatif tidak hujan,” ujar Riza.
Riza menambahkan, saat ini, bantuan logistik untuk para korban bencana banjir sudah didistribusikan ke kecamatan yang terdampak. Nantinya, dari kecamatan, logistik tersebut langsung didistribusikan ke masyarakat. Namun, Riza juga menekankan, ada bantuan yang sangat diperlukan untuk warga terdampak bencana dengan status siaga banjir ini, yaitu pakaian, selimut, makanan, dan obat-obatan.
Pilihan Editor: BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Sukabumi, Satu Meninggal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini