Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Alat BMKG Dicuri, Kecepatan Deteksi Gempa dan Tsunami di Sulawesi Selatan Menurun

Pencurian alat BMKG ini membahayakan masyarakat. Wilayah di sekitar lokasi pernah diguncang gempa yang menimbulkan korban jiwa.

15 Februari 2025 | 17.41 WIB

Ilustrasi tsunami. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi tsunami. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Komponen peralatan deteksi gempa bumi dan peringatan dini tsunami milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, telah dicuri. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan pencurian ini tidak hanya menyebabkan kerugian material bagi lembaganya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Pencurian peralatan BMKG sangat merugikan keselamatan masyarakat, karena tanpa sensor gempa yang berfungsi, maka kecepatan dan akurasi BMKG dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini tsunami di Sulawesi Selatan akan menurun," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Sabtu, 15 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Daryono mengatakan, pencurian diduga terjadi pada Rabu, 12 Februari 2025, sekitar pukul 23.00 WITA. Obyek yang dicuri di antaranya enam unit aki untuk menghidupkan sensor seismograf serta dua unit panel surya yang terpasang di atas bangunan shelter stasiun SPSI (Sidrap-Indonesia).

Selain itu dalam situasi dan kondisi saat ini, kata Daryono, tidak mudah untuk segera mengganti peralatan yang hilang atau rusak. Peralatan tersebut menggunakan teknologi canggih dengan biaya pengadaan yang sangat tinggi. "Ini merupakan kasus keempat kalinya pencurian dan perusakan peralatan BMKG terjadi di lokasi yang sama," kata Daryono.

Menurut Daryono, secara historis, wilayah Sidrap rawan gempa tektonik karena berada di jalur patahan aktif Sesar Walanae. Sesar ini termasuk sesar regional yang dapat memicu gempa hingga magnitudo 7,1.

Selain itu, intensitas gempa di wilayah Teluk Mandar, Pinrang, Rappang, dan Parepare sangat tinggi akibat aktivitas Sesar Walanae. Wilayah ini juga berpotensi mengalami dampak ikutan gempa bumi, yaitu longsor, runtuhan batu, dan likuifaksi.

Daryono mengimbau kepada masyarakat sekitar untuk ikut menjaga aset BMKG dan tidak melakukan pencurian ataupun perusakan. Alat-alat tersebut berfungsi melindungi masyarakat dan mengantisipasi ancaman bencana alam. Dia mengingatkan, wilayah di sekitar lokasi pencurian pernah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 6,0 pada 29 September 1997. Bencana itu menyebabkan 16 orang meninggal dunia, 35 orang luka berat, 50 rumah rusak berat, dan lebih dari 200 rumah rusak ringan.

"Kami juga meminta pemerintah daerah untuk ikut berperan dalam mengamankan peralatan BMKG yang telah dipasang di lokasi strategis demi kepentingan masyarakat Sulawesi Selatan," kata Daryono.

Selain kasus pencurian ini, kata Daryono, kejadian yang sama pernah terjadi 10 kali di berbagai wilayah di Indonesia. Sebelumnya pada 2024 juga terjadi di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, padahal daerah itu pernah dilanda tsunami.


Pilihan Editor: 10 Satwa Ini Terancam Punah, Beberapa Ada di Indonesia

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus