Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Sebelum buku diluncurkan

Tiba-tiba linus simanjuntak harus meninggalkan kebun binatang ragunan. penggantinya atje dimyati, mantan kepala dinas pertamanan DKI.

11 Desember 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA 5 Desember lalu, Linus Simanjuntak sebenarnya ingin menguraikan langkah-langkah strategis dalam upaya menambah jumlah pengunjung Kebun Binatang Ragunan. Hari itu juga, Kepala Badan Pengelola Kebun Binatang Ragunan itu ingin memperlihatkan salah satu hasil kerjanya, yang belum pernah dilakukan para pendahulunya, yakni buku berjudul Kebun Binatang Ragunan Zoo. Namun, sebelum hari yang ditunggu-tunggu itu tiba, Selasa, 30 November silam, Linus diberhentikan dengan hormat dari jabatannya oleh Gubernur DKI Jakarta Surjadi Soedirdja. Ia digantikan oleh Ir. Atje Dimyati Salfifi, bekas Kepala Dinas Pertamanan DKI Jakarta. ''Terus terang saya agak kecewa karena tidak bisa memimpin peluncuran buku pada hari Cinta Puspa dan Cinta Satwa itu. Bagi saya, buku ini merupakan kebanggaan tersendiri. Tapi, apa mau dikata, sebagai bawahan saya harus mematuhi keputusan atasan,'' kata Linus. Ada masa datang, ada masa pergi, begitu kata pepatah. Itulah juga barangkali yang perlu diingat Linus, yang hampir enam tahun menduduki posisinya di Ragunan. Menurut kebiasaan birokrasi di sini, posisi setingkat Linus memang dijabat lima tahun. ''Jadi, wajar saja kalau sekarang ia diganti oleh yang lain,'' ujar Gubernur Surjadi kepada wartawan. Tapi penggantian itu terkesan mendadak, dan diwarnai desas- desus pula. Menurut beberapa sumber, Linus dianggap melakukan beberapa hal yang kurang sesuai dengan visi pihak atasan. Ia pun kurang cakap membenahi manajemen Kebun Binatang Ragunan dan kurang berhasil menegakkan disiplin kerja karyawan. Selain itu, ada pula yang mengaitkan pemberhentian Linus dengan ketidakcocokan antara mantan bos Ragunan itu dan Kartini Sjahrir, Ketua Dewan Penyantun Yayasan Kebun Binatang Ragunan. Keduanya, konon, bersilang pendapat seputar program pengembangan kebun binatang. Linus memprioritaskan usaha simpatik menarik pengunjung, Kartini mengutamakan urusan yayasan. Maksudnya? ''Menurut saya, manajemenlah yang mula-mula harus diperbaiki. Juga meningkatkan kemampuan karyawan supaya bisa bekerja lebih profesional. Baru yang lain-lain. Kalau manajemen bagus, pengunjung dengan sendirinya akan tertarik,'' kata Kartini. Apa pun masalahnya, jasa Linus umum diakui, misalnya dalam hal membuang sampah ke luar kawasan kebun binatang, lalu diolah menjadi kompos. Selain itu, Linus juga sukses dengan program pengolahan limbah tinja binatang untuk pembudidayaan cacing, yang pada gilirannya dimanfaatkan menjadi makanan burung. Dalam mempromosikan Kebun Binatang Ragunan, dialah pula orangnya. Kelebihan Linus ini sekaligus diakui kalangan luar dan orang dalam, misalnya Drh. Nonot Marsono, Kepala Bidang Program dan Promosi, dan Drh. Allen Marbun, Kepala Sub-Bidang Perencanaan. Hanya ada sedikit ketimpangan. Mungkin karena perhatian Linus lebih tertuju ke promosi, hal seperti pertamanan dan keanekaragaman hayati jadi kurang diperhatikan. ''Banyak burung yang minggat karenanya,'' ungkap Nonot. Yang dimaksudnya adalah burung liar seperti koak malam, pucuk padi, kakaktua, dan jambul kuning. Selain itu, dari dana yang tersedia, sangat sedikit yang dimanfaatkan untuk memperkaya koleksi fauna dan flora di Ragunan. Tapi Linus mewariskan sebuah karya yang tak pernah ada sepanjang sejarah Kebun Binatang Ragunan, yang berumur 129 tahun itu. Ia menulis buku. PBS dan Sri Wahyuni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus