PULAU Macquarie, 1770 km di selatan benua Australia merupakan
"penjara alamiah." Tak ada pohon tumbuh, dan angin laut selalu
berhembus merasuk ke sumsum. Tapi toh pulau yang luasnya hanya
beberapa puluh hektar itu dipandang begitu penting, sehingga
ditetapkan jadi Taman Nasional Sub Antartika Australia. Ada apa?
Ternyata, keterpencilannya dan iklimnya yang buruk telah
menyulap pulau dekat kutub selatan itu menjadi suaka margasatwa
yang sangat unik. Berbagai jenis burung laut seperti elang,
camar, belibis, dan burung-burung pemakan ikan lainnya, hidup
gemuk di sana -- seolah berada di peternakan ayam dan itik ras.
Kalau sedang berleha-leha, burung-burung ini hanya mau minggir
dengan malasnya bila ada manusia berani mengganggu wilayah
mereka.
Berbeda dengan burung pinguin, itu burung besar yang berjalan
tegak anggun dan punya naluri teritorial yang sangat kuat --
lebih kuat dari rasa takutnya. Sehingga dia tak segan-segan
menyerang dan mematuk siapa yang berani masuk wilayahnya. Ketika
orang-orang yang tergabung dalan ekspedisi Antartik Nasional
Australia (ANARE) mulai menetap di ujung utara pulau itu 30
tahun lalu, sang pinguin pun tak beringsut dari tanah air
mereka.
Sampai sekarang, ketika tim wartawan KPA berkunjung ke sana
baru-baru ini, masih ada koloni pinguin gentoo di sela-sela
bangunan ANARE. Sebuah koloni lain dekat pangkalan ANARE itu
terdiri dari beberapa ribu pinguin royal. Di tempat yang lebih
terbuka, bebas dari bangun-bangunan koloni pinguin raja itu ada
yang mencapai 750 ribu ekor. Di tempat lain yang luasnya hanya
6,5 hektar, « juta ekor pinguin suka sibuk bermusyawarah entah
membicarakan apa.
Mulai Agustus nanti ada kesibukan tambahan di Taman Nasional
itu. Sebab gajah-gajah laut jantan akan mulai mendarat dan
memperjuangkan bagian-bagian pantai di mana mereka akan
mengumpulkan harem mereka. Yang lebih tua dan berat mengibarkan
panji-panji mereka di pantai yang strategis, lalu merayu
betina-betina yang datang mendarat. Ada yang berhasil
mengumpulkan isteri sebanyak 500 ekor -- tapi rata-rata 100
ekor "saja".
Selama musim pembiakan yang hanya dua bulan lamanya itu, si
jantan tidak makan ikan seekor pun. Jagoan-jagoan bertubuh gemuk
itu hanya menghabiskan waktunya dengan bersanggama, diselingi
perkelahian melawan saingan yang berani mendekati haremnya. Maka
selama bulan-bulan Agustus-September itu pulau tersebut jadi
gaduh oleh raungan dan hempasan sang jago-jago gulat alamiah.
Banyak pahlawan tua kehilangan sebagian hidungnya di masa itu --
disertai kulit yang keriputan lantaran bekas luka.
Tapi walaupun sibuk bertempur terus, si jantan menjadi ayah
yang bahagia tatkala 90% dari betinanya melahirkan anak gajah
laut, berkulit hitam, dikandung induknya di daratan selama 12
bulan. Dua bulan kemudian, bila tetek induknya tak lagi
mengalirkan air susu, anak gajah laut itu sudah harus belajar
mencari makan sendiri. Sang ibu akan segera kembali menyeret
dirinya ke samudera luas.
Dulu banyak juga anjing laut di pulau itu. Tapi ketika Frederick
Hasselborough, pemburu anjing laut dari Sydney, menemukan pulau
Macquarie secara kebetulan, tahun 1810, mulailah proses kiamat
bagi binatang segara dingin itu. Tak tertarik oleh gajah laut
yang juga berjubel di sana, dalam waktu l8 bulan saja si pemburu
berhasil mengkapalkan lebih dari 120 ribu lembar kulit anjing
laut ke Sydney. Dari sana selanjutnya diekspor ke London, guna
penghangat tubuh perempuan-perempuan Eropa yang gemar bergaya di
atas penderitaan saudara-saudara anjing laut.
Maka dalam dua tahun saja anjing laut di Pulau Macquarie nyaris
punah. Menjelang 1820, para pemburu satwa lautmulai mengalihkan
perhatian kepada gajah laut dan pinguin. Setelah dibunuh, kedua
binatang itu direbus untuk diambil minyaknya. Untunglah larangan
berburu margasatwa dikeluarkan tahun 1919, dan tahun 1933
Pemerintah Negara Bagian Tasmania menyatakan pulau itu sebagai
suaka alam.
Berbeda dengan gajah laut yang cepat menanjak kembali
populasinya, anjing laut tampaknya takut bersarang kembali di
situ. Makanya ketika seekor bayi anjing laut lahir lagi di pulau
itu, tahun 1910, para pencinta alam bersorak-sorai. Tahun lalu,
enam ekor bayi anjing laut lahir lagi di sana -- suatu tingkat
kelahirln yang masih sangat rendah dibanding klahiran gajah
laut dan pinguin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini