Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyiapkan berbagai langkah antisipasi banjir seiring peningkatan intensitas hujan. Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta, Mohamad Yohan, mengatakan lembaganya mengeruk lumpur di sungai, kali, dan waduk untuk meningkatkan kapasitas saluran air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Normalisasi sungai juga dilakukan untuk memastikan aliran air yang lancar dan mengurangi risiko genangan," kata Yohan kepada Tempo, Rabu, 14 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mengalirkan air ke saluran yang lebih besar, kata Yohan, regulator menyiagakan 549 unit pompa stasioner dan 566 unit pompa mobile di berbagai lokasi di Jakarta. Ada juga beberapa infrastruktur penampung aliran air yang disiapkan, seperti waduk, kolam retensi, dan sistem polder. Dia juga menyinggung soal proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), berupa pembangunan tanggul pengaman pantai sepanjang 37.356 kilometer.
Yohan memastikan Pemerintah Jakarta sudah mengembangkan sistem pemantauan banjir. Dengan dukungan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sistem ini juga bisa memprediksi cuaca secara lebih akurat. Dengan pemantauan secara rutin, tim tanggap bisa lebih cepat merespons potensi banjir di titik-titik yang rentan.
"(Sistem pemantauan) membantu kita merencanakan langkah-langkah antisipasi yang lebih efektif berdasarkan kondisi cuaca terkini," tutur dia.
Menurut Yohan, banjir bisa dipetakan melalui sistem daring di laman resmi Pantau Banjir Jakarta dan aplikasi jakarta Kini (JAKI). Menu ‘Peta Pemantauan Banjir’ menampilkan informasi tentang titik laporan banjir, kondisi pintu air, pos pengamanan, dan pompa air di Jakarta.
Sistem ini juga menunjukkan status siaga dan informasi cuaca di lokasi pintu air. Ada juga menu ‘Dashboard Pemantauan Banjir’ yang menampilkan potensi banjir dari sensor curah hujan, hingga sensor tinggi dan debit air sungai di Jakarta.
"BPBD DKI Jakarta telah melakukan pemetaan rawan banjir di berbagai wilayah Jakarta," kata dia.
Mitigasi Banjir Menjelang Pilkada Jakarta
BPBD Jakarta juga menyiapkan langkah mitigasi banjir menjelang pemilihan kepala daerah atau Pilkada pada 27 November mendatang. Yohan memastikan timnya sudah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memetakan lokasi-lokasi yang rawan banjir, seperti Jakarta Pusat dan Jakarta Timur.
"Untuk memastikan tempat pemungutan suara (TPS) tidak didirikan di area yang berpotensi terendam banjir saat hari pencoblosan," ucap Yohan kepada Tempo, Rabu, 13 November 2024.
Menurut Yohan, lokasi TPS yang berisiko banjir akan direlokasi ke area yang lebih aman. Lokasi cadangan yang bisa dijadikan sebagai TPS mulai dari sekolah, rumah ibadah, atau gedung instansi lain. "Untuk menghindari gangguan akibat banjir pada hari pemungutan suara," katanya.