Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesan baru menyambut karyawan dan mitra bisnis Andreessen Horowitz di pintu masuk kantor perusahaan di Silicon Valley, California, Amerika Serikat, itu. Bunyinya: 'Karena Virus Corona, tolong jangan berjabat tangan. Terima kasih.'
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum jelas berapa lama Andreessen Horowitz akan memasang pesan atau lebih tepatnya, rambu itu. Tak ada pernyataan resmi yang diberikan perusahaan modal ventura yang membutuhkan banyak pertemuan dengan orang-orang dari seluruh dunia setiap harinya, soal pesan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini wabah virus mematikan yang diberi nama COVID-19 memang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Metode deteksi yang diperbarui di negara asal wabah virus itu, Cina, bahkan membuat angka korban baru melonjak lebih tinggi.
Hingga Jumat pagi, 14 Februari 2020, virus yang berasa dari Wuhan, Provinsi Hubei, itu sudah memakan korban sebanyak 1.370 jiwa, tiga diantaranya di Filipina, Hong Kong dan Jepang. Virus juga diketahui telah menyebar ke 28 negara, dan total telah menginfeksi 60.364 orang--termasuk 13 kasus di Amerika Serikat yang empat di antaranya berasal dari wilayah California Utara.
Pejabat dan ilmuwan kesehatan setempat telah menyatakan risiko penularan rendah di negeri itu. Tapi Andreessen Horowitz bergeming. Faktanya, Sejumlah perusahaan teknologi lainnya di lembah yang sama mengambil antisipasi serupa demi melindungi diri dari penularan virus itu. Termasuk di antaranya menghentikan perjalanan kerja ke Cina sementara waktu. Ini seperti yang dilakukan Apple dan Google.
Beberapa profesional teknologi juga mengambil langkah individu untuk melindungi diri mereka sendiri. "Saya pribadi memakai masker P100 di setiap perjalanan saya di tempat umum," kata Andre Watson, CEO startup teknologi terapi gen Ligandal, kepada Recode.
Dalam beberapa hal, elite Silicon Valley telah bersiap untuk menghadapi wabah mematikan ini. Bahkan, miliarder teknologi di AS telah lama bersiap untuk skenario kiamat seperti pandemi global yang dapat mengganggu stabilitas masyarakat. Beberapa di antaranya membangun tempat perlindungan khusus.
"Ini mengejutkan karena di tengah-tengah kekayaan ini, ada ketakutan yang mendalam dan paranoid tentang penyakit," kata Tim Hwang, peneliti teknologi dan editor esai tentang budaya visual Silicon Valley.
Seorang juru bicara untuk departemen kesehatan masyarakat Santa Clara di Silicon Valley mengatakan bahwa mengurangi jabat tangan dengan orang lain direkomendasikan untuk mencegah penyebaran pilek dan flu. Dia menolak menyebutnya secara khusus untuk virus corona.
VOX.COM | RECODE