Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Warga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang saat ini mengalami erupsi Gunung Merapi, dalam sepekan terakhir kerap merasakan hawa udara yang cukup panas dan membuat tubuh gerah, terutama saat menjelang siang hingga malam hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suhu itu lantas dikait-kaitkan warga, terutama di media sosial, dengan kejadian erupsi Gunung Merapi yang memuntahkan awan panas puluhan kali pada Sabtu hingga Minggu, 11-12 Maret 2023. Terlebih memasuki Maret ini, intensitas hujan di sebagian wilayah Yogyakarta sudah sangat berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah peningkatan aktivitas Gunung Merapi berhubungan dengan suhu panas di Yogyakarta dan sekitarnya?
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Yogyakarta membantah korelasi suhu gerah dan aktivitas Merapi tersebut. "Erupsi Gunung Merapi tak terkait cuaca panas yang dirasakan warga Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir," kata prakirawan cuaca stasiun meteorologi BMKG Yogyakarta, M. Nur Hadi, Sabtu.
Nur Hadi menjelaskan gerahnya cuaca di Yogyakarta dipicu suhu maksimum harian di Yogyakarra saat ini mencapai 33 derajat Celcius. "Tingginya suhu maksimum itu lebih disebabkan cuaca cerah berawan dengan kecepatan angin kurang signifikan," kata dia.
Kondisi ini lantas menyebabkan radiasi sinar matahari banyak diterima permukaan Bumi dan suhu yang dirasakan cukup panas membuat tubuh manusia normal menjadi gerah alias gampang berkeringat.
BMKG Yogyakarta membeberkan data cuaca bertepatan saat Gunung Merapi mengeluarkan awan panas pada Sabtu siang hingga tengah malam kemarin.
Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer saat itu, prakiraan cuaca di sekitar Gunung Merapi saat malam cuaca berawan dan angin bertiup dari selatan ke barat daya dengan kecepatan 2-8 km/jam.
Menurut BMKG, justru yang perlu diwaspadai masyarakat saat ini adalah peralihan musim hujan ke musim kemarau (pancaroba) pada Maret-Mei 2023 di wilayah Jawa, khususnya Yogyakarta.
BMKG Yogyakarta memprakirakan potensi terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan sedang-lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih bisa terjadi pada masa peralihan ini.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.