Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Ardi Andono, menolak menanggapi informasi 26 badak bercula satu telah mati dibunuh pemburu liar di kawasan taman nasional itu. "Tidak usah ditanggapi, biarkan saja," ucap Ardi saat dihubungi, Sabtu, 1 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ardi beralasan data atau informasi yang berasal dari pengakuan tersangka pemburu liar itu masih simpang siur. TNUK, kata Ardi, saat ini memiliki tetap fokus menjaga badak-badak yang ada menggandeng pula pihak kepolisian. "Kami juga lagi berupaya melakukan pengamanan mengunakan drone," kata dia menambahkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, populasi badak bercula satu atau dikenal sebagai badak jawa saat ini berjumlah 80 ekor individu di habitat di TNUK--yang teridentifikasi per 2022. Sekalipun yang terdeteksi sepanjang tahun ini 47.
Jenis satwa dilindungi ini diklasifikasikan sangat terancam atau kritis dalam Daftar Merah IUCN. Taman Nasional Ujung Kulon menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi badak Jawa.
Seperti yang dilaporkan sebelumnya, Kepolisian Daerah Banten mengungkap penangkapan 13 orang tersangka pelaku perburuan liar badak di Taman Nasional Ujung Kulon. Polisi menduga para pemburu itu sudah membunuh sekitar 26 badak untuk diambil culanya dan dijual di pasar gelap internasional.
Selain menangkap para pelaku yang terbagi dalam dua kelompok, Polda Banten juga berhasil menyita cula badak yang hendak dijual ke Cina.
ANTARA
Pilihan Editor: Apple Stop Layanan Servis untuk iPhone 5 dan iPod Touch 6