Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Guguran Abu Merapi Landa Boyolali, Arca Majapahit

Topik tentang sejumlah warga di Kabupaten Boyolali merasakan guguran abu Gunung Merapi menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

19 Januari 2021 | 22.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hujan abu Gunung Merapi yang mengenai tanaman warga. Kredit: ANTARA/Aris Wasita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang sejumlah warga di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, merasakan guguran abu yang berasal dari erupsi Gunung Merapi pada Selasa dini hari, 19 Januari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berita terpopuler selanjutnya tentang Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan observasi temuan arca di Desa Manggis, Kabupaten Kediri, yang hingga Senin, 18 Januari 2021, masih disimpan di rumah perangkat desa setempat.

Selain itu, Balai Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA) Blitar memberikan klarifikasi terkait dengan video viral berdurasi 29 detik berisi gambar bergerak harimau loreng di tengah hutan jati yang dinarasikan seolah di kawasan hutan lereng Gunung Wilis, Tulungagung, Jawa Timur.

Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:

Hujan abu Gunung Merapi yang mengenai tanaman warga. Kredit: ANTARA/Aris Wasita

Sejumlah warga di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, merasakan guguran abu yang berasal dari erupsi Gunung Merapi pada Selasa dini hari, 19 Januari 2021.

Nurul Arifah (18), warga Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Selasa, mengatakan hujan abu mulai terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dan berlangsung sampai pukul 06.00 WIB atau selama selama tiga jam.

Ia mengatakan rumahnya hanya berjarak sekitar 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi sehingga abu yang turun di wilayahnya cukup tebal.

"Ya agak mengganggu aktivitas karena kalau kena mata kan pedih. Apalagi saat pagi kan aktivitas warga juga banyak," katanya.

Petugas berkunjung ke Candi Dorok di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kredit: ANTARA/HO-BPCB Jatim

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan observasi temuan arca di Desa Manggis, Kabupaten Kediri, yang hingga Senin, 18 Januari 2021, masih disimpan di rumah perangkat desa setempat.

"Jika ditelusuri dari ciri-ciri bentuk arca, posisi, dan bentuk reliefnya, temuan ini mirip dengan arca pada masa Kerajaan Majapahit," kata Kepala Subunit Pengamanan dan Penyelamatan BPCB Jatim Nonuk Kristiana di Kediri, Senin.

Tim BPCB Jatim memantau secara langsung temuan arca di Dusun Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.

Temuan arca itu, antara lain Arca Ganesha, Arca Siwa, Arca Agastya, Arca Mahakala, dan Arca Durga Mahisasura Mardhini. Lokasi temuannya di Candi Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri tersebut.

Gambar penampakan harimau yang berjalan di tengah hutan Jati. Kredit: ANTARA/HO

Balai Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA) Blitar memberikan klarifikasi terkait dengan video viral berdurasi 29 detik berisi gambar bergerak harimau loreng di tengah hutan jati yang dinarasikan seolah di kawasan hutan lereng Gunung Wilis, Tulungagung, Jawa Timur.

"(Video) itu sepertinya bukan di Indonesia, tapi di India," kata Kepala Resort Wilayah Konservasi 02 BKSDA Blitar Joko Dwiyono di Tulungagung, Senin, 18 Januari 2021.

Penjelasan Joko itu sekaligus menepis keyakinan sebagian warganet bahwa telah ditemukan bukti keberadaan harimau loreng (Jawa) di hutan kaki lereng Gunung Wilis yang berbatasan dengan Tulungagung.

Di India, lanjut Joko, spesies harimau liar memang masih banyak ditemui di dalam hutan rimba dan pegunungan. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus