Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Surili, Virus Corona, dan Nadiem

Sebagian warga desa di Cianjur ini menganggap surili muncul sebagai hewan jadi-jadian karena dikenal langka dan wilayah itu jauh dari habitat hutan.

28 Januari 2020 | 22.00 WIB

Seekor monyet surili yang berhasil diperangkap di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat 24 Januari 2020. Monyet endemik yang sudah langka ini membuat heboh warga setempat. FOTO DOK BKSDA JAWA BARAT.
Perbesar
Seekor monyet surili yang berhasil diperangkap di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat 24 Januari 2020. Monyet endemik yang sudah langka ini membuat heboh warga setempat. FOTO DOK BKSDA JAWA BARAT.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang penangkapan satu dari tiga ekor surili oleh Petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat bekerja sama dengan warga di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Sebagian warga menganggap satwa dilindungi itu hewan jadi-jadian karena dikenal langka dan wilayah itu jauh dari habitat hutan.

Berita Tekno populer lainnya, spekulasi tentang virus corona misterius dari Wuhan, Cina, yang diciptakan di laboratorium. Virus disebut sudah dipatenkan, dan bahkan tersedia vaksinnya untuk dijual. Informasi yang sempat berseliweran di media sosial itu terbukti tidak benar.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro yang berjanji mendukung kebijakan pendidikan tinggi yang dibuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim juga termasuk yang banyak dibaca hari ini, Selasa 28 Januari 2020.

Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



1. Mitos Surili Hewan Jadi-jadian di Cianjur dan Kalung di Lehernya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat bekerja sama dengan warga Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, menangkap satu dari tiga ekor surili yang berkeliaran di desa itu. Sebagian warga menganggap satwa dilindungi itu hewan jadi-jadian karena dikenal langka sementara wilayah itu jauh dari habitat hutan.

Melihat perkembangan itu, petugas BKSDA meminta monyet endemik atau khas Jawa Barat itu tidak ditakut-takuti apalagi sampai dibunuh. Hasilnya, surili yang dilaporkan berkeliaran di permukiman warga sejak 17 Januari lalu itu berhasil ditangkap Jumat 24 Januari 2020.

Kepala Bidang Wilayah I Balai BKSDA Wilayah Jawa Barat, Lana Sari, mengatakan penangkapan oleh warga dengan alat bantu kandang perangkap yang diisi pisang. Pemasangannya di atas pohon dekat posisi surili terakhir dilihat warga.

 

2. Hoax Virus Corona Wuhan Diciptakan di Laboratorium, Ini Faktanya

Kecemasan global akan ancaman wabah virus corona misterius dari Wuhan, Cina, atau yang sementara ini dilabelkan 2019-nCoV, ramai disertai sejumlah spekulasi. Satu di antaranya adalah spekulasi adanya konpirasi bahwa virus itu diciptakan di laboratorium, sudah dipatenkan, dan bahkan tersedia vaksinnya untuk dijual. Informasi yang sempat berseliweran di media sosial itu terbukti tidak benar.

Info itu menyebut kalau virus corona yang kini menyebar dari Wuhan sudah diajukan hak patennya pada 2015 dan mendapatkan hak itu pada 2018. Saat ini, saat virus merebak, sudah tersedia vaksinnya yang bisa dibeli.

Faktanya, belum ada vaksin apapun yang tersedia untuk virus corona baru ini. Pun dengan dua paten yang disebut-sebut. Informasi soal paten yang beredar di sosial media ternyata merujuk ke jenis virus lain dalam keluarga corona.

 

3. Begini Menristek Puji Kebijakan Pendidikan Tinggi Nadiem Makarim

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro berjanji mendukung kebijakan pendidikan tinggi yang dibuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Bambang memberi harapan besar terutama untuk kebijakan yang membebaskan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah lain atau magang di luar program studi (prodi) yang dinilainya bisa menguatkan penelitian di Indonesia.

Bambang menjelaskan, kebijakan magang tiga semester bisa dimanfaatkan setiap mahasiswa ke depannya untuk penelitian. “Misalkan mereka bisa magang ikut penelitian langsung atau kuliah kerja nyata di daerah. Itu nanti akan berpotensi meningkatkan jumlah peneliti di masa depan,” ujarnya di Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, Senin 27 Januari 2020.

Menurut Bambang, peneliti biasanya paling banyak datang dari mahasiswa. Namun, dia menuturkan, saat ini agak susah untuk mencari mahasiswa yang punya ketertarikan dalam penelitian. Penyebabnya, akses penelitian di perkuliahan yang terbatas.

 

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus